27.2 C
Samarinda
Monday, January 13, 2025
Headline Kaltim

20 Nakes ke Sulbar, Punya Keahlian Penanganan Bencana

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – 20 orang tenaga medis yang diterjunkan ke lokasi bencana di Sulawesi Barat (Sulbar) oleh Gubernur Kaltim pada Jumat pagi tadi, bukan orang sembarangan. Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan bidan yang memiliki keahlian dalam penanganan korban di lokasi bencana.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda Swandari Paramita.

“Jadi yang diberangkatkan ini ada 20 orang Nakes dari Fakultas Kedokteran Unmul dan RSUD AW Sjahranie Samarinda, kita masing-masing 50 persen. Jadi kalau dari Unmul, ada 5 orang dosen yang mereka punya keahlian, sering ke lapangan juga dari Fahutan (Fakultas Kehutanan). Misalnya kalau diterjunkan ke sana, mengetahui medan,” terangnya dijumpai usai mengikuti acara pelepasan tim peduli bencana Sulawesi Barat di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Jumat siang.

Ia mengatakan, tim peduli bencana Sulsel ini akan langsung mengarah ke daerah Mamuju. Hal ini berdasarkan permintaan dari RSUD Mamuju yang sebelumnya telah mengajukan permohonan bantuan tenaga medis dan obat-obatan untuk penanganan korban bencana.

Alasan lainnya karena Nakes yang ada di daerah Mamuju sudah mulai berkurang, lantaran diperbantukan untuk penanganan korban bencana di daerah Majene dan sekitarnya. Akibatnya, banyak dari korban yang tinggal di camp-camp pengungsian mulai jatuh sakit dan harus segera mendapat penanganan medis.

“Akan ke Mamuju, karena yang pertama memang yang minta RSUD Mamuju. Di sana masih perlu tindakan operasi, karena spesialisnya operasi ke Majene di sekitar wilayah Malunda. Nah itu perlu pengobatan, masalahnya di sana sudah banyak yang mulai sakit di pengungsian,” bebernya.

Nakes yang diberangkatkan ini terdiri dari dua tim, yaitu tim bakti sosial dan tim yang langsung turun ke lapangan. Mereka akan berada di lokasi bencana sampai 14 Februari mendatang.

Dikatakan Swandari Paramita, yang menjadi fokus tim peduli bencana Sulbar ini adalah melakukan operasi dan pemberian obat-obatan.

“Fokusnya recovery, banyak yang sakit di sana. Mereka perlu obat-obatan untuk operasi, dan tenaga untuk mengoperasi serta perawat. Karena di sana fase daruratnya mereka hanya sebisanya saja, sekarang masih harus ada yang ditangani dan sebagainya, makanya kami dikerahkan untuk ke sana. Yang dulu belum muncul batuk, pilek, demam tapi sekarang di pengungsian sudah 3 Minggu, jadi mulai ada yang sakit. Kita bawa obat untuk mereka yang sakit,” kata dia.

Disinggung asal anggaran penyediaan obat-obatan yang akan diberikan pada korban pengungsian di Sulbar, Swandari Paramita menyebut pengadaan obat-obatan berasal dari dana donasi dari Pemprov Kaltim dan donasi dari Unmul, termasuk beberapa donatur.

“Obat-obatan sendiri dari dana donasi Pemprov Kaltim sebesar Rp 75 juta dan donasi dari Unmul Rp 19 jutaan lebih ditambah donasi dari beberapa pihak yang masuk ke kami. Sebagian besar kami berikan di obat-obatan dan makanan, karena kekuatan kami di situ. Kalau sembako dan baju layak pakai, sudah banyak. Jadi kami pikir obat-obatan sangat penting,” ujarnya.

Disinggung soal banyaknya Nakes yang diboyong ke Sulbar dan dikhawatirkan mengganggu pelayanan kesehatan di Kaltim, Swandari menepis hal tersebut. Ia mengatakan, Nakes yang diterjunkan ke Sulbar ini diambil dari 1 unit berbeda, sehingga dipastikan tidak akan mengganggu ketersediaan Nakes di Kaltim. Selain itu, waktu penanganan di lokasi bencana juga tidak terlalu lama.

Terkait dengan obat-obatan, ia mengatakan telah dikirim lebih dulu ke lokasi bencana. Dan guna menciptakan rasa aman dan nyaman, seluruh tim Nakes yang berangkat ke Sulbar telah menjalani vaksinasi COVID-19 serta telah dipastikan kesehatannya.

“Makanya kami jaga-jaga, hanya membawa 1 orang untuk satu bagian. Spesialis paru 1 orang, spesialis bedah antara 1 sampai 2 orang, spesialis kandungan 1 orang, yang lain masih di sini. Jadi dibagi di sini, yang lain kami tunda supaya tidak mengganggu di sini juga. Kami bawa spesialis paru di sini kan juga masih COVID-19. Nah kenapa juga kami hanya 8 hari, karena kalau tinggal lama-lama pun bahaya, COVID di sini juga mengkhawatirkan,” terangnya.

“Obat-obatan sudah kami kirim. Nakes juga sudah divaksin COVID-19, dipastikan aman insyaallah. Tapi tetap saja vaksin untuk mencegah supaya kondisi tidak berat, paling tidak kita sudah usaha. Kita berharap ini tidak apa-apa,” pungkasnya.

Penulis : Ningsih

Editor: Amin

- Advertisement -
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 1321/DP-Verifikasi/K/XI/2024

Populer Minggu Ini

Polemik Penyesuaian Tarif PDAM, Komisi II DPRD Berau Panggil Manajemen Perumda

HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Penyesuaian tarif Perumda Air Minum...

Ahli Waris Almarhum Junaidi, Terima Santunan Dari Taspen

HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG - Senin 6 Januari 2025, dilakukan serah...

Basarnas Evakuasi Kru Kapal yang Sakit

HEADLINEKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas I...

Pedagang Galau Jika Pindah ke Pasar Mangkurawang, Disperindag Pastikan Tidak Ada Jual Beli Kios

HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG - Puluhan kios di areal depan...

Tag Populer

Terbaru