HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kinerja ekonomi Kaltim pada triwulan I 2021 masih berada dalam tren perbaikan meskipun sedikit tertahan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Bank Indonesia mencatat laju pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I 2021 tercatat -2,96% (yoy), sedikit tertahan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat -2,83% (yoy).
“Laju pertumbuhan ekonomi yang masih berada dalam tren perbaikan juga terjadi pada level nasional dan Kalimantan yang tercatat masing-masing mencatat pertumbuhan tahunan sebesar -0,74% (yoy) dan -2,23% (yoy). Membaik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -2,19% (yoy) dan -2,81% (yoy),” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk S.H Cahyono dalam rilis LPP Kaltim Mei 2021.
Secara spasial, hampir seluruh provinsi di Kalimantan tercatat melanjutkan tren perbaikan kinerja perekonomian. Berdasarkan pangsanya, Kaltim masih menjadi provinsi dengan ekonomi terbesar di Kalimantan dengan pangsa mencapai 49,37% terhadap total perekonomian Kalimantan.
“Lapangan usaha utama seperti pertambangan, konstruksi, dan perdagangan menjadi sumber berlanjutnya tren perbaikan ekonomi Kaltim meskipun tertahan oleh kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian yang mencatat kontraksi lebih dalam,” kata Tutuk.
Bank Indonesia juga mencatat lapangan usaha pertambangan mengalami perbaikan yang didorong oleh produksi batu bara yang tumbuh meningkat, baik perusahaan PKP2B maupun IUP.
Faktor harga batu bara yang kian membaik juga menjadi salah satu faktor pendorong produksi tambang batu bara Kaltim terutama untuk tambang jenis IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang relatif lebih elastis terhadap pergerakan harga komoditas.
Sementara itu, lapangan usaha konstruksi juga mengalami perbaikan yang didorong oleh kembali menggeliatnya aktivitas konstruksi terutama swasta.
“Perbaikan ekonomi Kaltim juga turut ditopang oleh membaiknya kinerja lapangan usaha perdagangan sejalan dengan harga komoditas utama sebagai source of income yang masih berada pada level tinggi,” kata Tutuk.
Namun demikian, perbaikan lebih lanjut tertahan oleh kontraksi yang lebih dalam pada lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian.
Pada sisi pengeluaran, kinerja investasi menjadi sumber perbaikan ekonomi Kaltim meskipun tertahan oleh kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang mencatat kontraksi lebih dalam.
Sementara itu, kinerja investasi (PMTB) di Kaltim tercatat tumbuh positif setelah pada triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif.
“Positifnya kinerja investasi tersebut didorong oleh tingginya pertumbuhan investasi terutama Penanaman Modal Asing (PMA) sejalan dengan sejumlah pembangunan dan perluasan pabrik industri makanan berbasis CPO dan investasi pertambangan,” jelas Tutuk.
Perbaikan perekonomian Kaltim tertahan oleh kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga yang mencatat kontraksi lebih dalam. Lebih dalamnya kontraksi ekspor didorong oleh kontraksi permintaan batu bara dari berbagai negara tujuan ekspor utama terutama India dan ASEAN.
Sementara itu, kontraksi yang lebih dalam pada komponen rumah tangga didorong oleh mobilitas yang kembali terbatas sejalan dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) “Kaltim Silent.