HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Sudah bukan hal yang baru lagi, jika banyak perusahaan besar yang ada di Indonesia dan Kaltim khususnya dalam hal merekrut tenaga kerja tidak mengutamakan masyarakat lokal. Bahkan tenaga kerja banyak yang didatangkan dari luar Indonesia. Akibatnya, masyarakat lokal hanya menjadi penonton di “kandangnya” sendiri.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono. Dia mengungkapkan bahwa dalam pembangunan smelter nikel yang berada di kawasan Pendingin, Sangasanga, Kukar saat ini justru mendatangkan tenaga kerja seluruhnya dari negeri tirai bamboo. Padahal, lokasi lahan pembangunan adalah milik pemerintah daerah.
“Di sana yang bekerja adalah dari Cina semua,” ungkapnya.
Dirinya menyinggung upaya yang dilakukan oleh Pemprov Kaltim mengenai hal tersebut, karena dia menilai bahwa pemerintah daerah tidak serius memperhatikan kepentingan tenaga kerja lokal untuk mendapatkan prioritas untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kaltim.
“Maksud saya bahwa pemerintah dan DPRD perlu melindungi kepentingan tenaga kerja Kaltim. Bagaimana peran pemerintah yang dalam hal ini adalah perizinan bisa memberikan peluang ini pada mereka, “ katanya.
Nidya Listiyono menyesalkan dengan pembangunan smelter nikel tersebut, karena tidak melibatkan DPRD Kaltim.
“Diam-diam saja ternyata ada yang jalan. Kita tidak tahu ada yang melakukan invetasi, tapi kenapa kami tidak diajak bicara,” imbuhnya. (Adv/Ningsih)