HEADLINEKALTIM.CO, SENDAWAR – Pemerintah berencana mengubah sebagian kawasan Cagar Alam Padang Luway atau lebih dikenal dengan Kersik Luway di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat, menjadi area wisata. Langkah ini diharapkan mampu mengembangkan potensi wisata alam serta mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
Kepala Resor Cagar Alam Padang Luway, Sumarso, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mengajukan perubahan status sebagian kawasan cagar alam yang selama ini berfungsi sebagai area konservasi. Nantinya, kawasan ini akan ditetapkan sebagai taman wisata alam guna memungkinkan pengelolaan yang lebih fleksibel.
“Jadi, kemarin hasil dari evaluasi kesesuaian fungsi yang dihadiri oleh semua stakeholder, masyarakat, dan pemerintah daerah menghasilkan keputusan bahwa sebagian kawasan ini akan diturunkan statusnya menjadi taman wisata alam. Ke depannya, diharapkan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dapat berkolaborasi membangun kawasan wisata alam ini,” ujar Sumarso kepada RRI Sendawar, Senin (10/3/2025).
Menurutnya, selama ini pembangunan akses jalan dan fasilitas pendukung wisata di Kersik Luway terkendala status kawasan sebagai cagar alam. Dengan adanya perubahan status, pemerintah bisa lebih leluasa dalam melakukan pengembangan infrastruktur tanpa mengabaikan aspek konservasi.
“Karena statusnya masih cagar alam, secara aturan memang tidak bisa dilakukan pengembangan apa pun. Dengan adanya perubahan menjadi taman wisata alam, kawasan ini bisa dikelola, termasuk pembangunan jalan menuju lokasi,” jelasnya.
Cagar Alam Kersik Luway dikenal sebagai rumah bagi anggrek hitam (Coelogyne pandurata), tanaman endemik langka yang hanya tumbuh di wilayah ini. Sejak ditetapkan sebagai kawasan konservasi pada tahun 1982, Kersik Luway memiliki luas sekitar 5.000 hektare yang mencakup wilayah Kecamatan Sekolaq Darat, Melak, dan Damai.
Keunikan flora di kawasan ini menjadikannya sebagai salah satu destinasi yang menarik bagi pecinta alam dan peneliti. Namun, keterbatasan akses dan minimnya infrastruktur membuat potensi wisata di lokasi ini belum tergarap maksimal.
Rencana perubahan status kawasan ini mendapat tanggapan beragam. Sebagian masyarakat dan pemerhati lingkungan mendukung langkah ini karena dinilai bisa membuka peluang ekonomi bagi warga setempat. Dengan terbukanya akses wisata, pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata diharapkan meningkat melalui usaha homestay, jasa pemandu wisata, serta produk kerajinan lokal.
Namun, ada pula yang khawatir bahwa perubahan status ini bisa berdampak pada kelestarian lingkungan, terutama terhadap anggrek hitam yang menjadi ikon utama Kersik Luway. Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk tetap menerapkan kebijakan konservasi yang ketat dalam pengelolaan taman wisata ini.
Jika rencana ini terealisasi, Kersik Luway tidak hanya akan menjadi pusat pelestarian anggrek hitam, tetapi juga destinasi wisata unggulan yang membawa manfaat bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian alam.
Artikel Asli baca di rri.co.id
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim