Pandemi COVID-19, Pendapatan Kaltim Turun Rp 3,25 Triliun

2 minutes reading
Tuesday, 15 Sep 2020 12:20 46 huldi amal

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Dalam rancangan perubahan APBD 2020, ada penurunan pendapatan dari Rp 12,29 triliun menjadi Rp 10,83 triliun. Ini sebagai akibat pandemi COVID-19 yang mempengaruhi banyak sektor finansial.

“Ada penurunan dibanding target yang ditetapkan di APBD murni tahun ini. Hampir seluruh sektor terpengaruh dan alami penurunan, mulai dari harga minyak, gas dan harga komoditi hasil tambang di pasar internasional. Daya beli masyarakat rendah, tidak ada lagi PKB dan BBN alat berat dan lain-lain, sehingga mempengaruhi penerimaan pendapatan perubahan di APBD,” kata Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi pada awak media usai menghadiri rapat paripurna DPRD Kaltim ke-25, Senin 14 September 2020, kemarin.

Lebih lanjut, Hadi Mulyadi menjelaskan, pada perubahan APBD 2020, target pendapatan yang direncanakan Rp 11,84 triliun, turun sebesar Rp 3,25 Triliun.

Artinya, pendapatan yang diperoleh hanya sebesar Rp 8,58 triliun. Walau terdapat penurunan pendapatan, Wagub Kaltim menegaskan tetap bisa membangun daerah.

“Kita bersyukur, APBD perubahan ini ada penurunan tapi tidak signifikan jadi kalau masih bisa membangun, masih bisa melaksanakan tugas-tugas kita dalam konteks sebagai pemerintah, Alhamdulillah,” kata Hadi lagi.

Hadi beralasan, saat ini yang lebih penting dilakukan adalah penanganan COVID-19 sehingga anggaran yang ada harus dimaksimalkan.

Serapan anggaran COVID-19 sampai saat ini masih di bawah 50 persen dari anggaran yang sudah disediakan Pemerintah Provinsi Kaltim sebesar Rp 500 miliar.

“Kita tidak tahu pandemi COVID-19 sampai kapan berakhirnya dan saya sudah minta kepada instansi dan OPD terkait untuk bekerja keras. Gunakan anggaran yang ada semaksimal mungkin,” tukasnya.

Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK turut mengaminkan apa yang disampaikan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi terkait adanya penurunan APBD-P 2020.

“Ada kaitannya dengan anggaran perubahan Rp 1,4 triliun. Kita ada penurunan anggaran di 2020 karena pandemi. Dari Rp 12,3 triliun, hanya Rp 10,8 triliun yang diperoleh,” kata Makmur.

Menurut dia, anggaran yang sudah berjalan banyak terserap untuk COVID-19.

“Dari anggaran perubahan Rp 1,4 triliun ini untuk COVID-19 sebesar 50 persen. Yang sekarang ini kita gunakan untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan penanganan COVID-19, mulai dari pelayanan di rumah sakit, pelayanan kesehatan dan tentunya infrastruktur tetap berjalan,” tandasnya.

Penulis : Ningsih

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

LAINNYA