HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Di antara ribuan massa pendemo yang menggelar aksi penolakan UU Cipta Kerja di depan kantor DPRD Kaltim, Karang Paci pada Kamis 8 Oktober 2020 siang, ternyata ada puluhan pelajar mulai dari tingkat SMP hingga SMA.
Mereka ikut berbaur dalam aksi menuntut penolakan undang-undang yang dianggap tidak berpihak pada kaum buruh tersebut.
IL, pelajar yang masih duduk di bangku kelas 3 sebuah SMP di Kota Samarinda ini nekat bergabung dengan ribuan massa pendemo. Dia bersama dengan lima teman sekelasnya mengikuti aksi sejak dari titik kumpul Islamic Center Samarinda, kemudian long march ke gedung DPRD Kaltim.
Kepada awak media, IL mengaku alasannya ikut melakukan aksi demo karena ingin menyuarakan aspirasi teman-temannya yang memiliki orang tua bekerja sebagai buruh.
“Karena kami resah, kenapa kami diperlakukan begitu. Orangtua teman-teman kami banyak yang buruh, jadi kami menyuarakan aspirasi teman-teman kami juga,” katanya.
Dia mengatakan, sejak pandemi COVID-19, proses belajar mengajar dilakukan di rumah. Banyak dari orang tua mereka yang kesulitan untuk membeli kouta internet. Dia mengganggap dengan UU Cipta Kerja akan mempersulit kehidupan orang tuanya.
“Orangtua kami banyak buruh, sudah Corona ini semakin terjepit posisi mereka. Sedangkan mereka beli paket saja susah, tidak semua orang punya HP. Sekolah pakai zoom, jadi semakin terdesak dengan UU seperti ini,” ujarnya.
Sebelum ikut turun pada aksi demo gabungan, IL dan teman-temannya mengaku sudah mendapat izin dari orangtua masing-masing. Bahkan mereka sepakat untuk mengikuti rangkaian kegiatan demo sampai akhir.
Penulis: Ningsih