HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA-Perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh pada setiap 10 Oktober turut diperingati di Kota Samarinda, Kaltim. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Belajar bahasa isyarat contohnya.
Ini yang dipilih komunitas Teman Psikologi Kota Samarinda yang berkolaborasi Ikatan Kebersamaan Anak Tuli (IKAT) Kota Samarinda. Perayaan dikemas dengan kegiatan bertajuk Belajar Bersama Bahasa Isyarat Bersama Teman Tuli dipusatkan di Caffe Papie Kadrie Oening Pada 8 Oktober 2023 lalu. \
Tentunya, kegiatan memakai pendekatan yang menyenangkan dan kreatif. “Jadi kita itu tertarik dengan cara mereka (Teman Tuli) dalam berkomunikasi, selain itu kami memang aware sama mereka” kata CEO Teman Psikologi Samarinda Dwigrasia Putri pada Headlinekaltim.co.
Dwigrasia mengatakan, komunitasnya sudah sering melakukan kegiatan sosial seperti berkunjung ke panti asuhan atau sekedar berbagi takjil di jalan saat bulan puasa. Teman Psikologi akan sangat senang menerima siapa saja yang ingin bergabung dan belajar bersama atau hanya sekedar bertukar cerita.
“siapapun, mahasiswa jurusan apapun. Mereka yang anak SMA jika ingin gabung kami persilakan, siapapun yang mau tumbuh bareng di sini, ayok kita lakukan sama-sama,” tuturnya.
Walaupun komunitas ini belum resmi, lanjut Dwigrasia, anggotanya sangat gembira melakukan gerakan sosial dan edukatif. “Senang banget, apa lagi yang paling bikin aku senang ketika aku bisa open volunteer, banyak teman-teman panitia yang hebat-hebat banget bergerak di sana, ternyata antusiasme mereka pada positif banget,” ungkapnya.
Dwigresia juga berharap dengan adanya wadah seperti ini, ia serta teman – teman yang terlibat dapat tumbuh dan berkembang bersama serta mengajak teman – teman untuk terus berbuat baik.
“Aku yakin banget sekecil apapun hal baik yang kita lakukan itu akan berbuah nantinya, entah itu besok, dua hari lagi, seminggu, atau berapa tahun yang akan datang,” ujarnya.
Kolaborasi dengan Ikatan Kebersamaan Anak Tuli (IKAT) Kota Samarinda digelar dengan cara inovatif serta sekreatif mungkin. “Harusnya diperingati di tanggal 10 oktober tapi karena kita kan kebetulan juga ada kegiatan lain jadi kami majukan ke tanggal 8 Oktober dan memang pas juga momentumnya karena hari Minggu, jadi ramai,” katanya lagi.
Dwigresia juga mengatakan masyarakat harusnya lebih peduli kepada penyandang disabilitas. Jangan pernah mengisolasi Teman Tuli, serta seseorang dengan gangguan mental dari sosial. “Mereka itu normal hanya bedanya, kita itu teman dengar dan mereka teman tuli,” bebernya.
Dia berharap wadah Teman Psikologi di Kota Samarinda dapat membantu penyandang disabilitas atau orang dengan gangguan mental agar mendapatkan perhatian tanpa dibeda – bedakan. Mulai dari pendidikan, olahraga, hobi serta pekerjaan.
“Selebihnya kita semua sama dan dengan penuh harapan dengan kita masyarakat umum dapat mengenal bahasa isyarat dan juga kita bisa lebih mengerti mereka dengan belajar bahasa mereka,” tutupnya.(Misfan)