HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Jaringan listrik interkoneksi Mahakam mengalami blackout pada Kamis 27 Mei 2021 pada pukul 13.29 WITA. Ratusan ribu pelanggan PLN di sejumlah kabupaten/kota di Kaltim merasakan dampaknya selama berjam-jam.
Akibat listrik padam, pelanggan PLN harus rela berpanas-panasan tanpa pendingin udara atau sekadar menyetel kipas angin.
Rupanya, dampak blackout justru membuat hotel-hotel di Samarinda penuh oleh tamu yang gerah dan mencari kenyamanan. Hotel memang selalu dilengkapi cadangan generator sendiri kala pasokan listrik utama padam.
Penelusuran media ini dengan menghubungi Hotel Senyiur tidak tersedia kamar di semua tipe kamar. “Full, Pak, di semua tipe kamar termasuk yang eksekutif,” kata Andri, petugas resepsionis.
Bahkan, ada warga yang tak dapat kamar meski sudah mendatangi beberapa hotel ternama. Mulai Hotel Aston, Swissbell Borneo, Haris, Hotel Mesra, Hotel Midtown, Hotel Selyca Mulia, Hotel Mercure Samarinda, dan Ibis. Hotel-hotel kelas melati pun penuh.
Aura, seorang warga Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Kota Samarinda berbagi cerita. Ia sekeluarga berkeliling mencari hotel saat listrik padam. Namun, tak satupun kamar tersedia.
Dirinya bahkan sudah mendatangi 10 hotel tetapi tak satu pun kamar tersisa. “Empat jam keliling Samarinda naik mobil dari jam 19.00 sampai pukul 23.00 WITA, tak juga dapat hotel. Di Traveloka juga ngak ada. Akhirnya kami pulang ke rumah, Alhamdulillah sampai rumah justru sudah nyala PLN,” ceritanya kepada media ini.
PLN BUTUH WAKTU
Seluruh mesin pembangkit milik PLN yang terkoneksi ke Sistem Mahakam mengalami shutdown. Penyebabnya adalah lepasnya sistem di salah satu jalur saluran udara tegangan tinggi.
Menurut GM PLN UIW Kaltimra Saleh Siswanto, pihaknya membutuhkan waktu untuk kembali menyuplai listrik ke pelanggan karena adanya perbedaan tipe pembangkit yang ada di Kaltim.
“Terdiri dari pembangkit berbahan bakar diesel, gas, ada juga PLTU. Kita tahu yang bisa merespon cepat dan beroperasi kembali adalah PLTG dan diesel,” katanya.
Namun, pasokan listrik dari dua jenis pembangkit tersebut relatif kecil dan tidak bisa memasok seluruh kebutuhan daya interkoneksi Sistem Mahakam. Mulai dari Tanah Grogot hingga Sangatta beban daya mencapai 525 MW. Sementara pembangkit yang lekas beroperasi, PLTG dan PLTD, hanya berkekuatan 250 MW.
“Kita sangat menunggu beroperasinya PLTU. Kita tahu, PLTU kalau sudah shutdown perlu waktu 6 sampai 8 jam untuk bisa memanaskan kembali boilernya sehingga dia bisa masuk interkoneksi,” bebernya.
Jika PLTU belum masuk ke interkoneksi, terang dia, maka pada saat beban puncak antara pukul 18.00-21.00 WITA, seluruh Kaltim masih mengalami defisit daya. Konsekuensinya, listrik akan menyala secara bertahap di masing-masing wilayah.
Ada tiga unit PLTU yang dioperasikan PLN Kaltimra yaitu PLTU Teluk Balikpapan, Tanjung Batu dan di Bontang.
Dari pantauan media ini, listrik menyala bertahap sejak PLN melakukan pemulihan sistem interkoneksi Mahakam sejak sore hingga malam hari. Mulai dari Tanah Grogot, Kabupaten Paser, sejumlah warga mengaku listriknya menyala pada siang dan sore. Begitu juga Kota Samarinda. Sebagian wilayah di Kota Tenggarong baru menyala pada malam hari.
Editor: MH Amal