src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Wali Kota Samarinda Andi Harun bercerita mengenai hal-hal yang jadi topik seputar perbincangan warga tentang Kota Tepian saat meresmikan jalur alternatif Jalan Merdeka ke Jalan Sambutan pada Jumat, 1 Maret 2024.
Dengan menggunakan idiom bahasa Banjar yang masyhur dipakai warga Bumi Etam, ia mengungkapkan warga Kota Samarinda kerap menyebut tiga kosa kata yakni ‘licak, kadap, dan banjir’ yang bermakna jalanan becek berlumpur, jalanan gelap, serta masalah banjir yang menggenapkan ungkapan tersebut.
Andi nampak prihatin dengan label yang disematkan warga terhadap kotanya sendiri. Namun, hal ini menjadi pelajaran bagi Pemkot untuk terus mengavaluasi kinerja dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas sarana prasarana infrastruktur.
“Karena memang kita harus jujur mengakui dalam melakukan perbaikan bersama-sama. Tidak ada pihak yang ingin kita salahkan, tapi memang karena tidak adanya uang, karena banyaknya PR yang harus dilaksanakan sehingga tidak semua sektor bisa diperbaiki dalam waktu yang bersamaan,” jelasnya.
Ia juga telah meminta kepada Sekretaris Daerah Kota Samarinda agar memberikan anggaran daerah setiap satu tahunnya untuk peningkatan infrastruktur.
“Setiap tahun harus ada perbaikan infrastruktur seperti jalan, masalah penerangan, perbaikan jembatan, perbaikan drainase. Karena kita diamanahi masyarakat untuk menyelesaikan PR dan permasalahan mereka,” kata Andi Harun.
Mengutip dari kaidah hidup yang diberikan ulama kondang dan kharismatik KH Muhammad Zhofaruddin atau bisa dikenal Guru Udin bahwa ukuran keberhasilan pemimpin adalah seberapa banyak atau seberapa bisa kita memberikan kebaikan kepada umat.
Berbekal pesan tersebut, Andi Harun menekankan kepada dirinya sendiri dan setiap pemimpin untuk fokus dalam memberikan manfaat kepada sesama makhluk Tuhan.
“Bila jalannya licak dibaiki, bila kadap diterangi, kada usah banyak teori. Biasanya yang kebanyakan teori itu kada jelas. Tidak usah panjang lebar presentasi, seminar kiri kanan tapi kalau hasilnya jalan tetap licak, kampung tetap kadap maka tidak sesuai dengan kaidah tadi karena kita tidak memberikan manfaat,” tutupnya. (Zayn)