23.7 C
Samarinda
Friday, December 6, 2024

Kenali Ciri-Ciri Speech Delay pada Anak dan Cara Mencegahnya

HEADLINEKALTIM.CO – Keterlambatan bicara atau speech delay menjadi masalah yang semakin sering dialami oleh anak-anak, terutama di era digital ini. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kondisi ini adalah penggunaan gawai yang berlebihan sejak usia dini tanpa batasan waktu. Padahal, kemampuan bicara merupakan hal penting dalam proses tumbuh kembang anak.

Menurut Dr. Lies Dewi dilansir Cnnidnonesia.com, seorang konsultan tumbuh kembang anak di Eka Hospital Cibubur, speech delay bukan hanya masalah keterlambatan bicara, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan sosial, emosional, perilaku, dan kognitif anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu lebih waspada dalam mengenali tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak.

“Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak menyadari kondisi ini hingga terlambat untuk ditangani. Jika dibiarkan, speech delay dapat berdampak negatif pada masa depan anak, termasuk pada kehidupan sosial dan emosionalnya,” ujar Dr. Lies dalam sebuah keterangan tertulis, Senin (8/5/2024).

Ciri-Ciri Speech Delay yang Perlu Diwaspadai

Kemampuan bicara seorang anak melibatkan kerja sama antara otak, telinga, dan mulut. Jika salah satu fungsi ini tidak optimal, maka perkembangan bicara pun akan terhambat. Orang tua perlu mengenali ciri-ciri berikut yang dapat menjadi tanda adanya speech delay pada anak.

  1. Tidak Mengoceh di Usia 12 Bulan
    Pada usia ini, anak biasanya sudah mulai mengoceh atau babbling. Namun, anak yang mengalami keterlambatan bicara biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda ini. Selain itu, mereka juga belum menggunakan anggota tubuh seperti menunjuk dengan jari sebagai bentuk komunikasi.
  2. Belum Mengucapkan Satu Kata di Usia 16 Bulan
    Anak seharusnya mulai bisa mengucapkan satu kata dengan benar pada usia 16 bulan. Jika pada usia ini anak masih terus mengoceh tanpa arti atau tidak bisa mengungkapkan kata dengan jelas, hal ini bisa menjadi indikasi speech delay.
  3. Tidak Bisa Mengungkapkan Kalimat di Usia 24 Bulan
    Di usia 24 bulan, anak biasanya sudah mampu mengucapkan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata, seperti “mau makan” atau “ambil bola.” Jika anak tidak bisa melakukan ini dan jumlah kosakata yang dimilikinya masih sangat terbatas (kurang dari 15 kata), hal ini perlu diwaspadai.

Dampak Negatif Speech Delay

Speech delay dapat berdampak buruk jika tidak segera diatasi. Kondisi ini tidak hanya menghambat kemampuan bicara, tetapi juga dapat memengaruhi aspek lain dari perkembangan anak. Anak yang mengalami speech delay berisiko mengalami kesulitan bersosialisasi, masalah emosional, dan perilaku. “Anak yang terlambat bicara mungkin akan kesulitan berinteraksi dengan teman sebayanya, sehingga hal ini dapat menghambat kemampuan sosial mereka,” jelas Dr. Lies.

Untungnya, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya speech delay pada anak. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

  1. Batasi Penggunaan Gadget
    Terlalu banyak waktu di depan layar gawai seperti televisi, smartphone, atau komputer dapat meningkatkan risiko anak mengalami speech delay. Hal ini karena interaksi dengan gawai bersifat satu arah, yang tidak merangsang kemampuan berkomunikasi anak. “Penggunaan gadget yang berlebihan, terutama pada anak di bawah dua tahun, dapat mengganggu fokus, interaksi sosial, dan pola tidur anak,” kata Dr. Lies.
  2. Sering Ajak Anak Berkomunikasi
    Interaksi dua arah sangat penting untuk perkembangan bahasa anak. Dengan sering mengajak anak berbicara, orang tua dapat membantu memperkaya kosakata dan ekspresi anak, serta mendorong kepercayaan diri mereka dalam berbicara.
  3. Biasakan Anak Membuat Pilihan
    Melatih anak membuat pilihan sederhana dapat membantu mereka lebih percaya diri dalam berkomunikasi. Misalnya, ketika memilih makanan, berikan opsi agar anak bisa memilih sendiri. Hal ini juga mendorong anak untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan.
  4. Membacakan Cerita untuk Anak
    Membacakan buku cerita secara rutin dapat meningkatkan kemampuan bicara dan pemahaman anak tentang berbagai kosakata. Mendengarkan cerita dari orang tua membantu anak mengenali banyak kata baru serta memahami konsep yang lebih kompleks.
  5. Mengajak Bernyanyi
    Bernyanyi adalah cara menyenangkan untuk melatih kemampuan bicara anak. Lagu-lagu yang sederhana dapat membantu anak memperluas kosakata dan melatih memori mereka. Selain itu, bernyanyi juga merangsang kreativitas dan meningkatkan kemampuan motorik anak.

Artikel Asli baca di Cnnindonesia.com

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU

POPULER