HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dr Fadilah Mante Runa memastikan pihaknya siap mengantisipasi terjadinya gelombang COVID-19 pasca libur Idulfitri 1442 Hijriah.
Namun begitu, dia tetap meminta masyarakat Kaltim lebih waspada dan berhati-hati lantaran provinsi “tetangga” telah terkonfirmasi virus mutasi varian baru COVID-19 yakni Kalimantan Selatan.
“Kalau kita di Kaltim, tidak ada yang kita takutkan. Tapi yang dari luar, apalagi ada varian baru. Memang Sulawesi Selatan (Sulsel) tinggi, tapi yang dari Sulsel tidak ada (virus mutasi). Yang ada varian baru itu di Kalsel, itu yang kita takutkan,” ujarnya pada headlinekaltim.co.
“Alhamdulillah, Kaltim kan tidak ada. Sulsel tidak ada, Jatim tidak ada. Hanya Kalsel yang dikhawatirkan karena ada 1 kasus,” sambungnya.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Kaltim sejak jauh hari telah mempersiapkan dan mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus COVID-19 pasca lebaran Idulfitri tahun ini. Berkaca dari pengalaman masa liburan sebelumnya, selalu mengalami tren peningkatan kasus sepekan pascalibur.
“Sudah jauh sebelumnya sudah persiapan. Nanti datanya kita lihat sore, kan baru kelihatan,” katanya.
Disinggung mengenai rencana penambahan tempat tidur dan ruang perawatan di rumah sakit, dia menyebut hanya akan memaksimalkan kapasitas saat ini.
“Kecuali nanti kita lihat rate-nya. Termasuk ICU, mereka (rumah sakit) sudah menambah kemarin,” terangnya.
Disebutkan Fadillah, Kaltim saat ini sudah berada di bawah angka 50 persen penularan kasus COVID-19. Persentase ini dinilai Fadillah lebih rendah jika dibanding provinsi lain. “Kita di bawah 50 persen, kan paling terendah,” sebutnya.
Mengenai hasil swab test 6 orang warna negara asing (WNA) asal India yang saat masuk ke Samarinda dinyatakan positif COVID-19, pihaknya belum menerima hasil test yang dikirimkan Puslab di Jakarta sejak bulan lalu.
“Belum ada sampai sekarang, lambat juga pusat. Mungkin masih lebaran,” pungkasnya.
Penulis: Ningsih
Editor: MH Amal