HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Sehari jelang lebaran Iduladha, harga kebutuhan pokok di dua pasar besar di Kota Samarinda, Kaltim, merangkak naik.
Di Pasar Pagi dan Pasar Segiri, pantauan headlinekaltim.co, Kamis 30 Juli 2020 pagi, kenaikan harga terjadi hampir pada seluruh komoditi. Seperti beras, telur ayam, daging sapi, daging ayam, sayur mayur dan bawang. Sementara harga daging sapi relatif stabil.
Di Pasar Pagi, harga sayur mayur naik. Harga cabai melonjak. Sebelumnya cabai rawit dijual Rp 14 ribu per kilo naik menjadi Rp 40 ribu per kilo. Cabai keriting dijual Rp 20 ribu per kilo sekarang naik menjadi Rp 60 ribu.
Cabai merah besar dijual Rp 80 ribu per kilo, cabai hijau besar Rp 50 ribu per kilo, tomat Rp 15 ribu per kilo, bawang merah Rp 35 ribu per kilo, bawang putih Rp 25 ribu per kilo, kentang Rp 20 ribu per kilo, wortel Rp 25 ribu per kilo, kol Rp 12 ribu per kilo, bawang prei Rp 40 ribu per kilo.
“Sudah dua hari ini harga-harga sayuran naik. Paling banyak naik itu ya lombok keriting, sampai Rp 40 ribu per kilonya dari harga sebelumnya, satunya lagi lombok rawit naik Rp 26 ribu per kilonya. Tapi, Alhamdulilah masih ramai karena besok kan lebaran,” kata Lisa, pedagang sayur di Pasar Pagi.
Sumiyati, pedagang daging ayam potong di Pasar Pagi, menyebut, sejak tiga hari terakhir ini harga naik. Namun, hal itu tidak mempengaruhi permintaan konsumen daging ayam.
Buktinya, dalam sehari ia bisa menjual minimal 700 sampai 800 ekor daging ayam potong. Dibandingkan hari sebelumnya, Sumiyati hanya dapat menjual sekitar 300 ekor daging ayam potong per hari.
“Ini kan sudah mau lebaran jadi banyak yang beli ayam potong, walaupun harganya naik mulai tiga hari lalu. Kalau biasanya paling 300 ekor ayam saya jual, sekarang ini bisa jual sampai 800 ekor per hari. Selain jualan di pasar saya juga jual online untuk nambah nambah,” ucapnya.
Dikatakan Sumiyati, harga daging ayam potong untuk ukuran 1,6 kilogram sampai 1,7 kilogram dijual Rp 50 ribu. Ukuran 2 kilogram dijual Rp 60 ribu. Ukuran 1,5 kilogram dijual Rp 45 ribu. Ukuran 1,4 kilogram dijual Rp 40 ribu. Ukuran 1,1 kilogram dijual Rp 30 ribu. Ukuran 1,2 kilogram dijual Rp 35 ribu.
Kenaikan beberapa komoditi tidak terjadi pada daging sapi. Harga jual daging sapi relatif stabil. Baik di Pasar Pagi maupun di Pasar Segiri.
Supiansyah, penjual daging sapi di Pasar Pagi menyebutkan tidak ada kenaikan harga. Untuk daging kualitas nomor satu, dijual Rp 130 ribu perkilo. Daging kualitas sedang dijual Rp 115 ribu per kilo. Sedangkan untuk daging impor dijual Rp 110 ribu per kilo.
“Harga daging sapi tidak naik, masih sama seperti kemarin-kemarin. Ini saja sepi. Paling banyak orang cuma cari daging kualitas sedang dan daging impor saja, jarang yang beli daging kualitas bagus. Ya mungkin karena kondisi Corona begini, banyak orang menghemat,” kata pria paruh baya ini.
Sebelum pandemi Covid-19, Supiansyah selalu bisa menjual ratusan kilogram daging sapi potong per hari. Malah saat itu daging sapi dijual seharga Rp 150 ribu per kilo untuk kualitas bagus. Tapi, setelah adanya pandemi, paling banyak ia hanya bisa menjual 20 kilogram setiap harinya.
“Turun banget yang beli daging sapi, sejak Corona kemarin langsung anjlok. Dulu bisa jual Rp 150 ribu per kilo untuk daging kualitas nomor satu, sekarang ini dijual Rp 130 ribu per kilo saja susah. Dulu sehari bisa potong satu ekor sapi, sekarang yang kami ambil cuma daging satu paha sapi saja,” keluhnya.
Sementara itu, di Pasar Segiri, bahan pokok yang mengalami kenaikan signifikan terjadi pada telur ayam dan beras. Untuk satu piring telur ayam jumbo dijual Rp 55 ribu. Telur ayam ukuran sedang dijual Rp 53 ribu per piring.
Beras ukuran 25 kilo merek Mawar dan Ketupat dibanderol Rp 255 ribu. Selain itu, sayur mayur mengalami kenaikkan berkisar 40 persen sampai 60 persen.
“Telur ayam naik, kemarin untuk telur ayam jumbo dijual Rp 50 ribu per piring, sekarang dijual Rp 55 ribu per piring. Beras Mawar sama Ketupat 25 kilogram dulu Rp 240 ribu per karung, sekarang naik 15 ribu per karungnya,” kata Yulia, pedagang sembako.
Penulis : Ningsih