24 C
Samarinda
Friday, March 29, 2024

Infrastruktur Kesehatan Dianggap Tak Siap Hadapi Pandemi, Begini Debat Tiga Calon Wali Kota  

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA—Salah satu pertanyaan yang dihimpun dari tim perumus materi debat publik putaran pertama Antarcalon Wali Kota Samarinda di Pilkada 2020 adalah soal keterbatasan infrastruktur kesehatan. Rumah sakit dan tenaga medis disebut tak siap menghadapi pandemi. Debat berlangsung Minggu 18 Oktober 2020 malam di Hotel Mercure, Kota Samarinda.

Pertanyaan ini sejatinya didapatkan oleh calon Wali Kota nomor urut 2 Andi Harun saat memilih amplop di tangan moderator debat, I Made Kertayasa. “Sejauh ini Kota Samarinda hanya punya satu rumah sakit daerah. Itupun tipe C. Ke depan, tidak menutup kemungkinan muncul wabah serupa. Kebijakan apa yang anda siapkan untuk mengantisipasi kondisi ketidaksiapan infrastruktur dan sistem kesehatan tersebut?”

Andi Harun mengakui fakta itu ada di depan mata. “Namun, program penanganan COVID dari sisi medis tidak boleh berhenti. Kita akan memanfaatkan fasilitas publik yang sudah direncanakan, ada wisma atlet, hotel dan penginapan yang bisa dimanfaatkan,” katanya.

Kata dia, perlu juga dilakukan sinergi dengan berbagai unsur FKPD seperti TNI-Polri dan swasta dalam pemanfaatan berbagai infrastruktur publik di bidang kesehatan. Pemerintah kota tidak bisa sendiri dalam melawan COVID-19. “Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bareng-bareng dalam penanganan termasuk penyiapan sarana dan prasarana infrastrukturnya,” katanya.

Calon Wali Kota Samarinda nomor urut 3 Zairin Zain menanggapi jawaban Andi Harun dengan menyitir skala prioritas. Ada jangka panjang dan pendek karena tidak diketahui kapan pandemi berakhir.”Saat ini, rumah sakit memang kedodoran sampai harus menggunakan wisma atlet,” katanya.

Pemerintah, kata dia, harus punya program terobosan. Fasilitas kesehatan harus disiapkan. Sembari menangani pandemi COVID-19 agar kehidupan kembali normal seperti biasa.

Adapun calon wali kota nomor  urut 1, Muhammad Barkati menegaskan peran pemerintah dalam penanggulangan COVID-19. “Memang menghadapi perlu ada kebersamaan antara swasta, pemerintah, dan masyarakat. Kalau enggak ada itu ya tidak berhasil. Tapi, pemerintah harus tetap jadi leader dan ambil peran yg lebih besar. Sebab keputusan ada di pemerintah. Pemerintah jangan gampang menghindar dari tanggung jawab,” ucapnya.

Kata dia, hampir semua orang berharap virus corona segera berlalu. Karena tak ada kepastian kapan wabah ini berakhir, maka infrastruktur kesehatan penting dibangun. “Jadi, ke depan, kita persiapkan infrastruktur lebih besar dan tidak perlu lagi meminjam fasilitas dan kalang kabut kalau ada wabah baru,” pungkasnya.

Penulis: redaksi headlinekaltim.co

Komentar
- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU