HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Kemasan produk kuliner Kutai Kartanegara dianggap masih kalah dengan produk Kota Bontang. Seharusnya, Pemkab Kukar lebih intens lakukan pembinaan cara pengemasan produk UMKM daerah.
“Jangan sampai Kukar kalah dengan Bontang,” ungkap Ely, saat menjadi pembicara Talk Shop Kampung Kuliner Tenggarong, Sabtu 18 Desember 2021 malam.
Ely menjadi narsum bersama budayawan Kutai Hasruliansyah Wahyuni, Ketua Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Kukar Muhammad Mirza, serta Lurah Kampung Baru Tenggarong.
Dia menyebut, salah satu penyebab produk kuliner Bontang lebih baik dari sisi pengemasan adalah pembinaan lebih intens. Pembinaan dilakukan perusahaan PT Badak LNG dan Pupuk Kaltim. “Kalau Bontang bisa Kukar juga pasti bisa, ” ucapnya.
Ely juga menyayangkan, sampai saat ini Kukar belum punya khas kuliner. Seharusnya, itu bisa dikuatkan dengan regulasi tingkat daerah. “Saya khawatir ciri khas kuliner Kukar, bakal diklaim oleh daerah lain,” tegasnya.
Menurutnya, dia menggandeng DPR RI guna pengembangan ekonomi Kukar. Potensi daerah ini bagus. Ada Sungai Mahakam yang panjang dan sejumlah danau sebagai objek wisata.
“Kukar juga punya anggaran yang besar, ayo masyarakat Kukar terus bergerak, ” pungkasnya.
Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Kukar, Muhammad Mirza mengatakan, untuk membangkitkan ekonomi Kukar, produk Kukar harus jadi industri dulu. Industri kreatif harus dimulai tanpa saling tunggu regulasi. “Kalau nunggu regulasi, bisa nggak mulai ekonomi kreatif, ” katanya.
Mirza mengajak masyarakat Kukar untuk memulai bisnis dengan niat tulus. “Kalau ekonomi masyarakat masuk level industri, maka tidak perlu mengandalkan bantuan APBD, ” tandasnya.
Penulis: Andri