src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, PENAJAM – Banyak gedung sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami kerusakan. Salah satu contohnya seperti di SMP 5 PPU yang mengalami kerusakan pada bangunan kantor kepala sekolah dan guru.
Menanggapi hal itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berjanji akan memperbaikinya. Berikut sekolah lain yang juga bernasib sama.
Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasaran (Sapras) Disdikpora PPU Syamsul Adha mengatakan, perbaikan atap gedung SMPN 5 telah dialokasikan anggarannya tahun ini.
Namun, anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dialokasikan di Disdikpora hanya Rp250 juta sehingga diperlukan tambahan anggaran di APBD Perubahan 2022.
“Yang mengalami kerusakan atap gedung di SMP 5 dan SMPN 25 dan akan lakukan perbaikan tahun ini, anggarannya pun sudah mau dialokasikan, mudah-mudahan di APBD Perubahan bisa diperbaiki agar bangunan kelas dan perpustakaan di SMPN 25 bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,” kata Syamsul Adha, Jumat 24 Juni 2022.
Rencana perbaikan sejumlah sarana dan prasarana sejumlah sekolah di PPU, menurut Samsul, terkendala dengan anggaran. Sebab, anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Disdikpora dialokasikan di APBD 2022 hanya Rp250 juta.
Anggaran sebesar itu sangat terbatas, sedangkan banyak SD dan SMP yang mengalami kebocoran atap. “Sudah kami ajukan tambahan anggaran di APBD Perubahan ke Pj Sekda dan Plt Bupati. Mudah-mudahan anggaran pemeliharaan ditambah untuk perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di PPU,” ujarnya.
Syamsul Adha mengungkapkan, semestinya pemerintah daerah men-support anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan antara Rp2,5 miliar sampai Rp5 miliar per tahun. Sebab, banyak sekolah telah melaporkan atap gedung mereka mengalami kebocoran.
“Kondisi ini dialami banyak sekolah, maka idealnya anggaran pemeliharaan yang dialokasikan Rp2,5 miliar sampai Rp5 miliar. Kalau atap bocor, otomatis akan berpengaruh terhadap plafon dan dinding bangunan,” jelasnya.
Syamsul Adha mengungkapkan, anggaran untuk sarana dan prasarana tahun ini hanya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sedangkan APBD PPU dan bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Kaltim tidak ada.
“Untuk kegiatan sarana dan prasarana pendidikan tahun 2022 hanya berasal dari DAK sebesar Rp3 miliar untuk SMP dan Rp1,5 miliar untuk SD,” ujarnya.
DAK sebesar Rp3 miliar untuk SMP, terang dia, hanya menutupi tujuh item perbaikan gedung sekolah. Salah satunya renovasi ruang laboratorium dan ruang ketrampilan di SMPN 5 PPU.
“Laporan yang masuk ada kerusakan ringan, sedang dan berat. Nah, kita dahulukan perbaikan yang rusak berat, menggunakan DAK. Itu ada tujuh item pekerjaan, salah satunya pembangunan toilet, ruang kelas dan renovasi laboratorium,” terangnya.
Syamsul Adha menekankan, untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan membutuhkan anggaran yang cukup besar. Selain keluhan kebocoran atap, ada berapa sekolah juga mengalami kekurangan ruang kelas belajar (RKB).
“Kami berharap tahun depan ada dukungan anggaran yang lebih besar dari APBD PPU maupun dari provinsi dan pusat,” pungkasnya.
Penulis: Teguh
Editor: MH Amal