src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Andi Harun Jelaskan Makna Simbol Pesut pada 'Spirit of Mahakam'

Andi Harun Jelaskan Makna Simbol Pesut pada ‘Spirit of Mahakam’

2 minutes reading
Monday, 7 Oct 2024 20:50 167 huldi amal

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Pasangan Calon Tunggal Wali Kota Samarinda Andi Harun mengungkapkan analogi yang dia gunakan untuk menggambarkan visi pembangunan kota yakni melalui ‘Spirit of Mahakam’ dengan Pesut Mahakam sebagai simbol utama.

Menurutnya, pesut sebagai mamalia air tawar yang khas dari Sungai Mahakam dapat menjadi inspirasi dalam memajukan kota dengan pendekatan kehati-hatian, tetapi tetap dinamis dan berorientasi pada kemajuan.

“Dalam pembangunan Samarinda, kita perlu bergerak seperti pesut di Mahakam. Pesut itu berenang lambat bukan karena lemah, tetapi karena penuh kehati-hatian, seperti halnya kita dalam menentukan langkah-langkah pembangunan yang berdasarkan pada aspek hukum, administrasi, dan kemampuan kita,” jelas Andi Harun pada Senin, 7 Oktober 2024 dini hari.

Ia menambahkan bahwa pesut memiliki kemampuan luar biasa dalam mendeteksi makanan hingga jarak yang sangat jauh, menunjukkan tingkat kecerdasan tinggi dan keahlian dalam bertahan hidup di lingkungannya.

Dikatakannya, karakteristik pesut ini sangat relevan dengan bagaimana Samarinda harus lincah dan “jahil” dalam memastikan ketahanan logistik ekonomi yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat.

“Pesut itu atraktif dan dinamis. Nah, seperti itu juga yang ingin kita terapkan di Samarinda, yakni memastikan ekonomi terus bergerak, menjaga dinamika kota, tetapi tetap berhati-hati dan mempertimbangkan setiap langkah yang diambil,” lanjut Andi Harun.

Meski begitu, ia juga menyoroti tantangan besar dalam menjaga ekosistem Pesut Mahakam bahwa degradasi lingkungan yang menyebabkan penurunan kualitas air sungai menjadi salah satu ancaman utama bagi keberlangsungan hidup pesut.

Andi Harun menegaskan pentingnya komitmen kolektif dari Pemerintah Pusat hingga daerah untuk menjaga kelestarian pesut sebagai bagian dari identitas Sungai Mahakam.

“Kita ingin pesut tetap hidup di Mahakam karena tanpa pesut, Mahakam bukanlah Mahakam. Namun, ini tidak mudah. Kualitas air dan kondisi ekosistemnya harus dijaga bersama, bukan hanya oleh Samarinda, tetapi juga oleh pemerintah pusat dan semua pihak yang berkepentingan,” ujarnya.

Menurutnya, modernisasi Samarinda tidak berarti menghilangkan identitas budaya. Sebagaimana banyak kota besar di dunia, seperti di Korea dan Tiongkok, telah berhasil beradaptasi dengan modernisasi tanpa kehilangan karakter budaya mereka.

“Begitu juga dengan Samarinda. Sungai tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dan budaya khas kita akan tetap hidup meskipun kita terus maju,” jelasnya. (Zayn)

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

LAINNYA