HEADLINEKALTIM.CO – Setiap bulan Agustus, semangat nasionalisme Indonesia memuncak dengan berbagai perayaan untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI. Di tengah gelaran perlombaan yang sudah umum seperti balap karung dan makan kerupuk, terdapat beberapa lomba tradisional yang jarang ditemui namun sangat berharga.
Perlombaan-perlombaan ini tidak hanya menghibur tetapi juga merayakan kekayaan budaya lokal dengan cara yang unik dan penuh makna. Berikut adalah lima lomba Agustusan anti-mainstream yang patut dicoba dan membawa sentuhan tradisi dalam perayaan kemerdekaan kita.
1. Lomba Panjat Pinang Tradisional
Lomba panjat pinang adalah salah satu perlombaan yang tidak pernah absen dalam perayaan Agustus. Namun, versi tradisionalnya menawarkan pengalaman yang berbeda dari biasanya. Alih-alih menggunakan oli sebagai pelumas, beberapa daerah masih mempertahankan tradisi dengan membalut pohon pinang menggunakan bahan alami seperti getah karet. Ini menambah tantangan bagi peserta karena getah karet membuat permukaan menjadi sangat licin.
Para peserta tidak hanya dihadapkan pada kesulitan fisik, tetapi juga harus menunjukkan kekuatan gotong royong. Mereka harus saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai puncak pohon yang penuh hadiah. Lomba ini menonjolkan nilai-nilai kolaborasi dan persatuan, mencerminkan semangat gotong royong yang merupakan ciri khas budaya Indonesia.
2. Lomba Egrang Bambu
Egrang, alat bantu berjalan tradisional yang terbuat dari bambu, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, perlombaan menggunakan egrang merupakan salah satu bentuk permainan yang penuh tantangan dan nilai sejarah. Dalam lomba ini, peserta berlomba untuk mencapai garis finish dengan menggunakan egrang.
Egrang bukan hanya menguji keseimbangan, tetapi juga mengajarkan keterampilan yang semakin langka di zaman modern ini. Lomba ini menjadi media untuk mengenalkan generasi muda pada permainan tradisional, sekaligus menanamkan nilai tekad dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
3. Gebuk Bantal di Atas Air
Lomba gebuk bantal di atas air menawarkan keseruan yang berbeda dari lomba-lomba pada umumnya. Dua peserta duduk di atas batang bambu yang melintang di atas kolam atau sungai dan saling memukul dengan bantal hingga salah satu jatuh ke dalam air. Selain menjadi hiburan yang mengundang tawa, lomba ini juga menguji kemampuan peserta dalam menjaga keseimbangan dan kelincahan.
Permainan ini sering kali menjadi pusat perhatian karena suasana ceria dan ketegangan yang tercipta. Ini juga merupakan bentuk hiburan yang menghubungkan kembali masyarakat dengan permainan rakyat tradisional.
4. Lomba Kelompen Raksasa atau Bakiak
Lomba kelompen raksasa, atau lebih dikenal dengan nama bakiak, adalah perlombaan yang mengandalkan kekompakan tim. Peserta harus memakai kelompen berukuran besar yang dapat menampung beberapa orang sekaligus. Tim harus berjalan serempak menuju garis finish, dan setiap langkah harus diatur agar tetap seirama.
Lomba ini mengajarkan pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam sebuah tim. Selain itu, kelompen raksasa menjadi simbol kekuatan kolektif yang diperlukan untuk meraih kemenangan, memperlihatkan betapa pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
5. Gasing Tradisional
Gasing tradisional adalah lomba yang menguji keterampilan dan ketahanan dalam menjaga gasing agar tetap berputar selama mungkin. Terbuat dari kayu, gasing ini merupakan permainan yang sarat dengan nilai-nilai budaya lokal. Peserta harus menampilkan kesabaran dan konsentrasi tinggi untuk mempertahankan putaran gasing mereka.
Lomba ini bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga merupakan cara untuk menghargai dan melestarikan permainan yang telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Selain itu, lomba gasing juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran dan ketekunan.
Artikel Asli baca di Tempo.co
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim