HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Samri Shaputra angkat bicara terkait proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) Korpri Kaltim, di Jalan Wahid Hasyim II, Kawasan GOR Sempaja Samarinda.
Dirinya menilai pembangunan rumah sakit tersebut, Pemprov Kaltim harus memperhatikan dampak lingkungan dan tidak asal membangun.
“Larinya air ketika hujan kemana mesti diperhatikan. Pembangunan harus berwawasan lingkungan. Karena itu yang ditunggu – tunggu masyarakat,” ungkap Samri saat ditemui diruangan kerjanya, Kamis, 7 Oktober 2021.
Samri menambahkan walaupun rencana Pemprov Kaltim untuk membangun fasilitas kesehatan (faskes) mendapat apresiasi lantaran fasum tersebut untuk kepentingan masyarakat namun perlu dikritisi.
“Rencana itu bagus, tapi kalau menimbulkan masalah ya harus diperhatikan juga oleh Pemprov. Disana kan daerah banjirnya sangat luar biasa. Jangan sampai menimbulkan masalah baru,” jelasnya.
PolitisI dari Fraksi PKS tersebut menjelaskan mestinya Pemprov Kaltim bisa mengkaji ulang rencana RS Korpri. Apakah bangunan itu bisa menimbulkan masalah baru kedepan.
“Kalau hasil kajiannya tidak menimbulkan masalah banjir ya silahkan. Tapi saya khawatir nanti banyak rumah yang tenggelam. Jadi perhatikan drainase dan koneksi airnya kemana, jangan – jangan menumpuk disitu nanti ?,” bebernya.
“Kenapa enggak rumah sakit yang sudah ada di tingkatkan seperti IA Moeis, disitu kan minim fasilitas dan punya Pemkot. Atau RS AW Syahranie punya pemprov itu di tingkatkan,” sambungnya.
Seperti diketahui, baik pihak kontraktor dan Kadis PUPR telah merancang secara detail agar daerah resapan air di lahan atas gedung RS Korpri tidak beralih fungsi.
Sebab diklaim kedua belah pihak menyebutkan, RS Korpri akan dibangun tampungan air hujan dan pengelolaan limbah rumah sakit dengan ramah lingkungan.
“Teorinya memang bagus, tapi selama ini teori itu bisa lepas atau tidak sesuai aplikasi di lapangan. Jadi harus dihitung juga kapasitasnya air seberapa besar, baik air hujan dan limbah yang diolah agar ketika hujan dan banjir, limbahnya tidak kemana – mana,” pungkasnya. (ADV)
Penulis: Riski