src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Viral Anak Gajah Tewas Tertabrak di Malaysia, Sang Induk Setia Menjaga di Samping Jenazahnya

Viral Anak Gajah Tewas Tertabrak di Malaysia, Sang Induk Setia Menjaga di Samping Jenazahnya

4 minutes reading
Wednesday, 14 May 2025 13:48 131 gleadis

HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Suasana duka menyelimuti sebuah ruas jalan sunyi di Malaysia ketika seekor anak gajah berusia lima tahun tewas setelah tertabrak truk pengangkut ayam. Insiden memilukan ini terjadi pada dini hari, 11 Mei 2025, di Jalan Raya Timur-Barat, negara bagian Perak. Lima kata kunci penting dalam kisah ini: anak gajah tewas, tabrakan truk, Malaysia, konflik manusia-gajah, dan induk gajah berduka—mewakili tragedi yang menyayat hati ini, yang kini viral di berbagai media sosial.

Dalam video yang tersebar luas, terlihat sang induk gajah berdiri teguh di sisi truk besar, enggan meninggalkan tubuh anaknya yang terbujur kaku di bawah kolong kendaraan. Pandangannya kosong, namun tubuhnya menunjukkan kegigihan dan kesetiaan. Momen tersebut terekam oleh seorang pengendara yang kebetulan melintas, dan seketika menggugah jutaan hati netizen di seluruh dunia.

Menurut laporan dari The Strait Times, kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Sebuah truk besar yang tengah mengangkut ayam melaju di jalur lintas Timur-Barat ketika seekor anak gajah tiba-tiba muncul dari sisi hutan dan mencoba menyeberang jalan. Tak sempat mengerem, pengemudi truk menabrak dan melindas tubuh kecil hewan malang tersebut.

Bagian depan truk terlihat penyok, dampak dari benturan keras itu. Namun bukan kerusakan kendaraan yang menjadi sorotan utama—melainkan luka emosional yang lebih dalam yang dipertontonkan oleh sang induk.

“Seekor gajah jantan yang diperkirakan berusia lima tahun mati setelah diyakini telah tertabrak truk saat menyeberang jalan,” ungkap Yusoff Shariff, Direktur Departemen Perlindungan Satwa Liar dan Taman Nasional Perak, sebagaimana dilansir The Strait Times.

Tim dari departemen tersebut segera dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan area dan memberikan pertolongan kepada induk gajah yang masih bertahan di tempat kejadian. Induk tersebut, diperkirakan berusia antara 25 hingga 27 tahun dan berbobot sekitar 2,2 ton, terlihat enggan meninggalkan anaknya yang telah tiada.

“Staf kami kerahkan ke lokasi untuk melakukan operasi pemantauan dan penangkapan induk gajah. Guna memindahkannya ke daerah yang lebih aman,” ujar Yusoff.

Dalam proses evakuasi, pihak berwenang terpaksa menggunakan obat penenang untuk menjaga keselamatan tim penyelamat sekaligus sang induk. “Kami tidak punya pilihan selain menggunakan obat penenang. Lalu, menariknya kembali ke hutan dengan

Kasus ini menyoroti kembali konflik berkepanjangan antara manusia dan satwa liar, khususnya gajah. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), gajah Asia termasuk dalam daftar spesies yang sangat terancam punah. Populasinya terus menurun akibat kombinasi mematikan dari perburuan liar, hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan, dan interaksi berbahaya seperti yang terjadi kali ini.

Jalan lintas yang membelah habitat alami hewan telah menjadi ancaman terselubung bagi keberlangsungan hidup mereka. Setiap kilometer aspal yang membelah hutan adalah potensi tragedi bagi satwa-satwa liar, termasuk gajah yang sering kali melintasi jalur tersebut untuk mencari makan atau kembali ke wilayah jelajahnya.

Kepala Polisi Distrik Gerik, Inspektur Zulkifli Mahmood, dalam wawancaranya dengan The Star, mengungkapkan bahwa pengemudi truk sudah melihat seekor gajah besar di sisi kanan jalan yang sedang merumput. Mengira kondisi aman, sang sopir melanjutkan perjalanannya.

Namun, beberapa detik kemudian, anak gajah dari sisi kiri hutan keluar dan langsung melintasi jalan. “Jarak yang pendek membuat pengemudi tidak mungkin berhenti tepat waktu. Akibatnya terjadi tabrakan fatal itu. Bayi gajah tersebut mati di tempat kejadian,” tutur Zulkifli.

Sejak video ini viral, gelombang duka dan protes membanjiri media sosial. Banyak netizen Malaysia dan internasional menuntut pemerintah setempat untuk memasang rambu peringatan atau membangun koridor satwa liar di sepanjang jalan yang diketahui sering dilintasi hewan-hewan besar.

Beberapa LSM konservasi menyuarakan pentingnya mengintegrasikan kebijakan pembangunan dengan perlindungan satwa. “Jalan raya dan pembangunan harus berdampingan dengan keberlangsungan ekosistem. Jika tidak, tragedi seperti ini akan terus terjadi,” tulis salah satu aktivis konservasi di platform X (dulu Twitter).

Artikel Asli baca di rri.co.id

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya

LAINNYA