src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO – Banyak orang menganggap tidur di bulan Ramadhan hanya sebagai aktivitas biasa untuk mengistirahatkan tubuh setelah beraktivitas seharian. Namun, tahukah Anda bahwa tidur saat berpuasa bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar? Konsep ini berakar pada ajaran Islam yang menekankan bahwa setiap perbuatan yang didasari niat ikhlas dapat berubah menjadi amal saleh.
Islam mengajarkan bahwa aktivitas yang mubah seperti makan, tidur, dan bekerja bisa bernilai pahala jika dilakukan dengan tujuan yang benar. Dalam Syarh Muslim (6/16), Imam An Nawawi menjelaskan bahwa, “Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Hal ini juga diperkuat oleh Ibnu Rajab dalam kitab Latho-if Al Ma’arif, yang menyebutkan bahwa tidur yang diniatkan untuk menjaga stamina agar kuat beribadah memiliki nilai pahala.
Namun, tidur yang hanya dilakukan karena malas atau sengaja untuk menghindari ibadah tentu tidak termasuk dalam kategori ibadah. Oleh karena itu, niat yang benar menjadi kunci utama agar tidur di bulan Ramadhan bernilai pahala.
Salah satu sunnah yang dianjurkan dalam Islam adalah tidur qailulah atau tidur siang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang.” (HR. Abu Nu’aim).
Dalam kitab Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, para ulama menyebutkan bahwa hukum qailulah adalah sunnah, sehingga tidak wajib dilakukan, tetapi memiliki manfaat besar bagi kesehatan dan kebugaran tubuh selama berpuasa.
Selain tidur siang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memiliki kebiasaan tidur yang bisa dijadikan contoh, di antaranya:
Artikel Asli baca di liputan6.com
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim