HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA– Kalimantan Timur memiliki daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan kawasan industri potensial untuk transformasi perekonomian.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni saat talk show Jendela Negeri News Magazine TVRI Nasional, berlangsung di ruang kerjanya, Rabu 11 Oktober 2023.
Kawasan industri yang di maksud, diantaranya, Kawasan industri Kariangau di Balikpapan, Kawasan Industri Buluminung di Penajam Paser Utara (PPU), Kawasan Industri di Bontang dan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kutai Timur.
“Kawasan industri itu akan menjadi pusat-pusat industri hilirisasi yang nanti terkoneksi dengan IKN,” ungkap Sri Wahyuni.
Selain itu, Sri Wahyuni menyampaikan adanya pengembangan daerah penyangga IKN dan memerlukan komitmen dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. “Melalui kajian kewilayahan tentang bagaimana kawasan-kawasan tersebut dibangun, misalnya food estate atau industri pangan di Buluminung PPU yang potensial. Juga bagaimana pengembangannya di sana sehingga kajian akan menghasilkan rekomendasi bagi provinsi dan kabupaten dalam pengembangan pangan di Kaltim,” ujar Sri.
Sebagai bentuk keberpihakan dan dukungan, Pemprov Kaltim terus menggenjot pengelolaan sumber daya alam tidak terbarukan, dan mengembangkan sumber daya alam terbarukan yang sekarang memiliki potensi sangat besar.
Salah satunya, melalui program pertanian dalam arti luas, baik subsektor perkebunan, kelautan dan perikanan, juga peternakan dan kehutanan.
“Semuanya kita terus kembangkan dalam mendukung IKN, terutama dalam ketersediaan pangan warganya,” tegasnya.
Disamping itu, Sri menyakini bahwa Kaltim memiliki potensi di sektor pariwisata, khususnya eco-tourism mulai dari wisata laut, hutan, sungai hingga warisan budaya adat.
“Destinasi wisata Pulau Maratua serta pulau-pulau sekitarnya, seperti Pulau Kakaban, Sangalaki, Derawan , Kaniungan. Potensi keindahan bawah lautnya tidak kalah dengan destinasi di daerah lainnya. termasuk 10 kabupaten lainnya di Kaltim juga memiliki destinasi wisata yang luar biasa,” ucapnya.
Adanya kepedulian terhadap pembangunan hijau dan penurunan emisi karbon juga telah dibuktikan Pemprov Kaltim dengan ditunjuk Pemerintah Pusat menjadi lokasi pilot project dalam penurunan emisi berbasis jurisdiksi, melalui program FCPF-Carbon Fund.
“Program FCPF-CF di Kaltim implementasinya telah berjalan baik. Sebagai bukti, Kaltim menerima 110 juta USD dari Bank Dunia,” pungkasnya. (Puput)