HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Permukaan air sungai Mahakam sedang tinggi-tingginya. Sementara, alur bawah jembatan ini sibuk dilalui lalu kapal ponton dengan gunungan batu bara nan menjulang.
Kondisi ini mengancam konstruksi jembatan Martadipura Kota Bangun. Sudah lima kali badan jembatan ini “disundul” gunungan batu bara yang diangkut kapal ponton saat melintas di bawahnya.
“Iya, air Mahakam sedang tinggi, sudah kita ingatkan ke agen-agen ponton agar berhati-hati jangan sampai menabrak jembatan Martadipura, ” kata Kepala Dishub Kukar Heldiyansyah kepada Headlinekaltim.co, Rabu 2 Juni 2021.
Peringatan yang dilayangkan Dishub Kukar sudah diindahkan oleh agen kapan ponton. Mereka mau menurunkan volume muatan batu bara agar tidak menyentuh badan jembatan.
“Hari ini, sudah uji coba beberapa agen dan sudah mulai mengurangi muatan. Ini karena air tinggi saja, kalau sudah normal bisa kembali lagi ke volume muatan biasa,” tukasnya.
Mantan staf ahli Pemkab Kukar ini menambahkan, sebetulnya upaya pencegahan sudah dilakukan jauh hari dengan mengajukan permohonan Pandu Tunda kepada KSOP Samarinda untuk alur Kota Bangun-Muara Muntai.
“Kami ngajukan dari tahun lalu, cuma SK-nya belum keluar juga. Kalau SK sudah keluar dari KSOP, maka pencegahan bisa dilakukan. Alur yang membahayakan termasuk bawah jembatan Martadipura dan tikungan alur sungai,” jelasnya.
Pencegahan juga sudah dilakukan dengan pengawasan oleh personel ASDP Kota Bangun.
“Jika dilihat membahayakan, maka kita langsung memberitahukan ke KSOP. Karena yang mempunyai kewenangan mengingati para agen kapal adalah KSOP, ” tuturnya.
Jika agen kapal tetap memaksakan mengisi muatan yang berlebihan, maka semua pihak akan mengalami kerugian.
“Batu bara akan berkurang kalau tertabrak jembatan. Sedangkan jembatan yang menjadi aset vital milik Pemkab, akan semakin rusak jika tertabrak terus, ” tandasnya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal