HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Indonesia tengah dilingkupi oleh gelombang ketidakpuasan politik setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 60 yang memicu kemarahan publik dan protes besar-besaran pada 22 Agustus 2024. Putusan tersebut, yang berhubungan dengan revisi Undang-Undang Pilkada, dianggap berpotensi memperkuat kekuasaan dinasti politik dan melanggengkan pengaruh oligarki. Dalam konteks ini, sikap selebritas ternama seperti Raffi Ahmad menjadi sorotan, memicu kontroversi yang meresap ke berbagai lapisan masyarakat.
Raffi Ahmad, salah satu figur publik yang dikenal luas, menjadi pusat perhatian setelah tidak memberikan komentar tegas terkait putusan MK. Tindakan ini memicu kecaman dari berbagai kalangan yang menilai Raffi sebagai pro-oligarki. Publik menganggap ketidakberpihakan Raffi mencerminkan dukungannya terhadap status quo politik, yang dianggap melawan kepentingan rakyat.
Sebagai tanggapan terhadap kritik yang meluas, Raffi Ahmad akhirnya angkat bicara melalui akun Instagramnya pada Sabtu, 24 Agustus 2024 dilansir Tempo.co. Dalam unggahannya, Raffi menyatakan dukungan terhadap putusan MK dan mengimbau semua pihak untuk mengawal isu tersebut dengan cara masing-masing. Ia menekankan pentingnya suara masyarakat dalam memantau dan mengkritisi proses politik, meskipun pernyataan ini justru menambah ketegangan.
“Mari kita terus menyuarakan dan kawal ini dengan cara kita masing-masing… Baik menyuarakan langsung, turun ke jalan ataupun lewat media sosial, dan cara-cara lainnya yang baik dan bijaksana tanpa anarkis dan provokatif,” tulis Raffi.
Namun, pernyataan tersebut tidak meredakan amarah publik. Banyak yang menganggap Raffi dan istrinya, Nagita Slavina, sebagai bagian dari kelompok selebritas yang berpihak pada pemerintah dan oligarki. Kecaman ini berimbas pada berbagai bisnis yang mereka jalani, menunjukkan bagaimana politik dapat mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesional para publik figur.
Di sisi lain, Kiky Saputri juga menghadapi perisakan dari netizen. Kiky merasa perlu mengklarifikasi posisinya dalam perjuangan politik. Ia menegaskan bahwa setiap orang memiliki cara berbeda untuk menunjukkan cinta kepada negara. Kiky menegaskan bahwa dirinya tetap berjuang meskipun dengan pendekatan yang berbeda.
“Semua pasti mencintai negaranya. Semua punya cara untuk menunjukkan rasa cinta pada negaranya. Yang akan berjuang di jalan, semangat dan harus selamat. Hati-hati, jangan mudah terprovokasi dan tetap jaga keselamatan diri,” tulis Kiky. Ia juga menambahkan, “Doakan kami untuk berjuang lewat jalur dalam. Caranya berbeda, tapi tujuannya sama.”
Sementara itu, aktor Reza Rahadian memilih untuk tampil secara terbuka. Dalam orasinya di depan Gedung DPR RI, Reza mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya ugal-ugalan. Ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap situasi politik saat ini dan mengajak masyarakat untuk terus berjuang.
“Hari ini rasanya sudah ugal-ugalan ini, saya sudah nggak terlalu bisa tenang berada di rumah dan melihat kawan-kawan yang sedang berjuang,” kata Reza dalam siniar Bocor Alus Tempo.
Klasifikasi Selebritas: Pro-Rezim vs. Pro-Rakyat
Dengan suhu politik yang semakin memanas, beberapa selebritas Tanah Air mulai menunjukkan sikap politik mereka secara jelas. Terbagi antara mendukung rezim yang ada dan berdiri bersama rakyat, berikut adalah daftar selebritas yang dikenal mendukung kedua kubu:
Dukungan Terhadap Rezim:
- Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
- Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah
- Irwansyah dan Zaskia Sungkar
- Ahmad Dhani
- Rachel Vennya
- Dara Arafah
- Lula Lahfah
- Uya Kuya
- Kiky Saputri
- Fauzi Baadilla
- Omesh Ananda
- Gading Marten
- Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa
Dukungan Terhadap Rakyat dan Demokrasi:
- Reza Rahadian
- Arie Kriting
- Ananda Badudu
- Bintang Emon
- Pandji Pragiwaksono
- Joko Anwar
- Andovi dan Jovial da Lopez
- Fathia Izzati
- Abdur Rasyad
- Mamat Alkatiri
- Fedi Nuril
- Rigen Rakelna
- Abdel Achrian
- Ernest Prakasa
Demo Darurat Indonesia: Selebritas Turun ke Jalan
Demo Darurat Indonesia yang digelar pada 23 Agustus 2024 di depan DPR menjadi momen penting bagi gerakan pro-rakyat. Aksi ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa dan aktivis, tetapi juga oleh beberapa selebritas yang berkomitmen untuk menolak revisi UU Pilkada. Revisi yang disetujui dalam rapat Panja RUU Pilkada DPR RI dianggap sebagai langkah untuk memperkuat oligarki dan memperbesar kekuasaan partai-partai besar.
Artikel Asli baca di Tempo.co
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim