24.5 C
Samarinda
Sunday, September 15, 2024

Pedagang Pasar Pagi Makin Galau, Ini Kata Dinas Perdagangan

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA- Wacana revitalisasi Pasar Pagi Samarinda yang digulirkan Wali Kota Andi Harun belum ada titik terang. Relokasi pedagang dari pasar tersebut setali tiga uang. Belakangan, timbul pecah kongsi di antara sesama pedagang soal rencana pemindahan lapak jualan.

Sebelumnya, rencana relokasi ditargetkan pada November 2023. Sementara, proyek revitalisasi Pasar Pagi akan dilakukan pada tahun 2024 mendatang dengan anggaran Rp300 miliar. Itupun, pembengkakan anggaran masih dimungkinkan.

Anggota DPRD Samarinda Laila Fatimah mengaku kembali didesak Forum Pedagang Pasar Pagi agar memfasilitasi pertemuan dengan pemerintah kota. Aspirasinya jelas. Pedagang ingin ada kepastian soal rencana revitalisasi dan relokasi lapak dagangan.

“Mereka kan sudah tepat ya, menyampaikan aspirasi mereka ke rumah rakyat melalui komisi 2 yang memang membidangi perdagangan,” ucap anggota Komisi II ini, Kamis 16 November 2023.

Laila menegaskan bahwa Komisi II sedang menindaklanjuti permintaan dari forum pedagang agar Pemkot berdiskusi langsung soal proyek revitalisasi. “Dari bagian umum surat sudah masuk ke ketua DPRD, hanya ketua belum mendisposisikan ke komisi II, jadi kita perlu follow up lagi permintaan dari forum pasar ini,” lanjutnya.

Laila juga sependapat bahwa diskusi ini penting karena banyak yang perlu dimatangkan dari rencana Pemkot. Mulai dari pemindahan pedagang, lokasi dan fasilitas di tempat baru. Paling penting, tentu saja waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan proyek revitalisasi harus dihitung kembali.

“Kami ingin perencanaan ini matang, seperti pemindahan mereka kemana itu harus jelas dulu, berapa lama kan harus jelas? Karena yang nanti akan dipindahkan ini orang berdagang bukan memindahkan benda mati seperti baju kan,” katanya.

“Jadi saling mendengar, pemerintah kota punya agenda seperti ini, nantikan ditanggapi kami inginnya seperti ini, nah kita kan bagaimana menipiskan perbedaan pendapat tadi,” tutupnya.

GALAU JELANG PUASA

Thoriq Hakim, Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi mengungkapkan rasa kecewanya karena pedagang tidak dilibatkan dalam perencanaan proyek Rp300 miliar itu.

Saat bertemu komisi II, dia menyebut para pedagang dilanda galau.  Sebab, hingga saat ini Pemkot Samarinda belum juga memberikan kepastian kapan pedagang mulai direlokasi. Sedangkan waktu terius berjalan dan sudah mendekati bulan suci Ramadan.

“Kita ingin mencari kepastian karena ini sudah mendekati bulan Ramadan. Biasanya pedagang itu mempersiapkan diri menjelang bulan ramadan itu 2 bulan sebelumnya,” ucapnya.

Menurutnya, relokasi pedagang juga harus mempertimbangkan sisi psikologis. Pedagang perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu, rencana Pemkot ini menimbulkan perpecahan di antara komunitas pedagang di Pasar Pagi.

Masa jabatan wali kota yang tinggal 11 bulan lagi, kata dia, dinilai tidak cukup untuk melakukan revitalisasi Pasar Pagi.

“Kalau pekerjaaannya buru-buru berani, jamin gak kalau kualitas bangunan itu bagus? Karena buru-buru kan, jadi ya dengan hormat kepada Bapak Wali Kota, kami pedagang intinya mendukung dengan catatan perencanaannya sudah matang semuanya, dan kami dipikirkan juga dampak sosial ekonomi kami,” lanjutnya.

Thoriq menegaskan Forum Pedagang Pasar Pagi tidak menentang dan selalu mendukung program dari Pemkot Samarinda. Melihat waktu yang tersisa serta lokasi tempat yang baru dinilai dapat merugikan para pedagang, pihaknya meminta Pemkot Samarinda untuk menunda program ini sehabis Idul Fitri.

“Memindahkan pedagang itu gak sehari dua hari selesai, belum lagi persiapan bikin petak di tempat yang baru, bikin rak, bikin etalase, itu perlu dana semua. Kami belum menuntut itu, belum minta ganti rugi, kalau seperti ini kan jelas kami yang dirugikan,” katanya.

Toriq beserta para pedagang yang terdata di Pasar Pagi berjumlah 2.800 pedagang menyatakan siap untuk berdialog dengan Wali Kota Samarinda untuk mencari solusi terbaik dari program ini.  “Yang terpenting itu harus diadakan dialog dengan pedagang karena yang tahu di lapangan itu pedagang, kami yang paling tau seperti apa kondisinya saat ini,” tutupnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda Marnabas yang dihubungi mengakui soal perbedaan visi antara Pemkot dan pedagang Pasar Pagi. Muasalnya juga adalah perkara sosialisasi ke pedagang yang tak berjalan maksimal.

Marnabas meluruskan bahwa sebelum bisa melakukan sosialisasi kepada pedagang, pihaknya perlu melengkapi dulu detail engineering design (DED) serta berkas – berkas lain yang mendukung perencanaan proyek revitalisasi Pasar Pagi.

“Saat ini kami masih menunggu bapak walikota untuk kembali ke samarinda dari perjalanan dinas.Soal DED dan tempat itu sudah kami rampungkan,” ucapnya, Kamis 16 November 2023.

“Memang sudah kita buatkan tim memang untuk melaksanakan sosialiasi ke pedagang itu,” lanjutnya.

Termasuk membentuk tim khusus yang akan mengerjakan perencanaan relokasi pedagang Pasar Pagi. Namun, melihat perkembangan saat ini, semua keputusan berada di tangan Wali Kota Andi Harun.

“Memang, kita belum melakukan pendekatan kepada para pedagang, jadi mungkin ada kesalahpahaman antara pedagang dan pemkot,” terangnya.

Marnabas mengaku menghormati sikap forum pedagang yang sudah menyampaikan kritik dan masukan kepada Pemkot. Menurutnya, ini sangat berguna untuk keberlangsungan Kota Samarinda Menjadi lebih baik lagi.

“Yah kami hormati kritik yang disampaikan oleh FP3 itu karena juga nanti ujungnya juga kita ingin Kota Samarinda ini menjadi lebih baik kan,” tutupnya. (Misfan)

 

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -

TERBARU

POPULER