HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda Firman Hidayat mengungkapkan, pada pelaksanaan Pilwali Samarinda kemarin pihaknya menemukan sebanyak 11 ribuan data pemilih yang sudah meninggal, namun masih masuk di penetapan DPT.
“Kemarin ada 11 ribuan data yang sudah meninggal, tapi di DT-4 masih muncul dan sampai ke penetapan DPT, ini yang kami ketahui,” ungkapnya pada headlinekaltim.co.
Untuk menghindari hal serupa terjadi di pemilihan berikutnya, KPU Samarinda kata Firman, akan mencari tahu dari Disdukcapil Kota Samarinda langsung.
“Ini yang coba kita ketahui dari Disdukcapil, kita koordinasikan ke sana, bagaimana supaya di pemilihan berikutnya tak terulang,” katanya.
Firman menyebut, saat ini DPR RI telah menggodok rencana pelaksanaan Pilgub yang direncanakan pada tahun 2023 mendatang, atau digelar berbarengan dengan pemilihan serentak di tahun 2024. Untuk itu, guna menghindari kejadian serupa, data pemilih yang sudah meninggal namun masih terdata, pihaknya sejak awal berencana melakukan koordinasi dengan Disdukcapil Samarinda.
Pendataan pemilih, lanjut Firman adalah satu hal yang sangat krusial karena menyangkut hak pilih. Sehingga perlu dilakukannya pembaharuan data berkelanjutan.
“Karena hingga sampai ke pemilihan berikutnya pasti bertambah (warga yang meninggal,red). Jadi ini coba tidak dimasukkan dalam data kependudukan, agar tidak terulang. Dari evaluasi kami, ada yang sudah meninggal tapi hidup lagi, banyak yang begitu,” keluhnya.
“Itu terjadi, kenapa? Karena itu Disdukcapil akan mencoret ketika dikeluarkannya akta Kematian. Tapi jika tidak ada akta Kematian, maka dianggap hidup. Sedangkan data yang kita dapatkan secara “door to door” menemukan data itu. Makanya ini akan kami laporkan ke Disdukcapil untuk memberikan status orang meninggal,” lanjut pria berlatarbelakang Jurnalis ini.
Firman juga mengungkap, belasan ribu data orang meninggal “hidup” lagi yang datanya masuk hingga penetapan DPT tersebut juga diketahui dari Coklit. Walaupun begitu, ia menyerahkan kewenangan perlakuan data tersebut kepada Disdukcapil Samarinda.
“Ini kan hasil olahan data kami dari Coklit. Yang meninggal kemarin setelah kami koordinasikan dengan Disdukcapil, bagaimana caranya, setidaknya menghilangkan data-data itu jadi clear, apalagi 11 ribuan itu sampai pada penetapan DPT. Sampai hari pasti bertambah itu, tapi terserah Disdukcapil karena itu menjadi kewenangan mereka untuk memperlakukan data yang kami temukan. Setidaknya harapan kami tidak terjadi di pemilihan berikutnya,” pungkasnya.
Penulis : Ningsih
Editor: Amin