HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Tidak melulu bertugas memadamkan api. Petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda juga merangkap tugas berat, mulai dari penyemprotan disinfektan ketika ada penguburan jenazah COVID-19 hingga melakukan melakukan penyelamatan atau evakuasi.
Dari data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda, tercatat sejak periode bulan Januari hingga bulan Juli 2020, petugas telah menangani sebanyak 458 kasus beragam.
“Untuk tahun 2020 ini, angka kejadian kebakaran mulai periode Januari hingga Juli turun. Data kebakaran kami tercatat sebanyak 233 kejadian. Tapi justru lonjakan kejadian terjadi di penanganan dan penyelamatan, di periode yang sama tercatat sebanyak 458, artinya peningkatan kejadian sebanyak 2 kali lipat,” ucap Wakil Komandan Operasional Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda, Sunardi Siman, saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Didi sapaan akrab Siman merincikan, penanganan penyelamatan yang dilakukan Disdamkar Samarinda bulan Januari sebanyak 90 kejadian, Februari 31 kejadian, Maret sebanyak 62, April turun hanya 59 kejadian.
Lalu meningkat lagi di bulan Mei sebanyak 69 kejadian, Juni sebanyak 78 kejadian dan Juli turun menjadi 69 kejadian.
“Data bulan Agustus sedang kami proses penyelesaian, yang pasti di Agustus kemarin jumlahnya hampir sama dengan bulan sebelumnya,” kata dia lagi.
Penyelamatan dan evakuasi yang dilakukan, kata Didi, mayoritas penanganan sarang tawon, lebah dan ular.
“Terbanyak evakuasi ular 199 kejadian, penanganan sarang tawon dan lebah sebanyak 147 kejadian. Penyemprotan 26 kegiatan. Penanganan pohon tumbang sebanyak 23 kejadian. Siaga banjir sebanyak 13 aktivitas, penyelamatan kucing 12 kejadian, pemotongan cincin 9 kejadian, evakuasi anjing 7 kejadian,” papar Didi.
Untuk melakukan penanganan dan evakuasi, petugas Damkar dan unit Rescue dibekali dengan pelatihan dan penggunaan alat atau pakaian khusus.
Salah satunya ketika menangani sarang tawon atau lebah, petugas harus ekstra hati-hati. Apalagi sarang tawon jenis tabuan dan ular kobra yang membahayakan.
“Petugas kami dibekali dengan kemampuan untuk penanganan dan evakuasi. Khusus untuk sarang tawon, penanganan berbeda. Kita buat “penghuni” sarang mati dulu dengan disemprot cairan, baru setelahnya kami evakuasi sarangnya,” katanya.
Kata dia, mayoritas evakuasi dilakukan malam hari untuk sarang tawon atau sarang lebah karena biasanya saat itu kumpul di sarang. “Serta menghindari ada korban dari warga. Kalau ular pun, harus pakai teknik, ada alat stick penjepitnya, dijepitkan ke badan dekat kepala, karena itu titik lemah ular,” jelas Didi.
Hewan jenis tawon madu dan ular yang berhasil dievakuasi, akan dilepasliarkan ke hutan. Damkar juga bekerjasama dengan kelompok pecinta hewan untuk membantu melepaskan atau memelihara hewan-hewan tersebut.
“Biasanya teman-teman pecinta hewan ada juga yang adopsi, atau kami lepaskan kembali ke hutan,” pungkasnya.
Penulis : Ningsih
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim