HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati menyambut baik diizinkannya kembali sekolah tatap muka pada Januari 2021 mendatang yang saat ini masih terjadi pandemi COVID-19.
Namun, ia mengingatkan pentingnya persiapan sejak dini baik dari pihak sekolah, murid dan orangtua murid yang hendak belajar tatap muka tersebut.
Selain itu, Puji menilai perlunya pengkajian lebih dulu pelaksanaan sekolah tatap muka di daerah-daerah yang masih tinggi tingkat penularan COVID-19, zona merah. Agar tak terdapat klaster baru virus corona.
“Ini harus dikaji. Artinya kondisinya disesuaikan. Ini perlu dipersiapkan, tidak hanya di sekolah tapi juga orangtua murid, termasuk siswa itu sendiri. Jangan sampai tanpa pengkajian yang jelas, sesuai riil kondisi yang ada saat ini akan terjadi klaster baru,” ucapnya, Senin 30 November 2020.
Puji Setyowati menilai sekolah tatap muka yang dilaksanakan berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri tentang Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi ini sangat baik.
Dikatakan Puji Setyowati, saat ini di Samarinda masih ada 7 Kecamatan yang masuk zona kuning dan 3 kecamatan masuk zona merah.
“Artinya itu perlu pencermatan, pengkajian. Baik secara lingkungan, sosial maupun kesiapan sekolah, murid dan orangtua murid itu sendiri,” ujarnya.
Penyebaran Covid-19 Kaltim Masih Tinggi
Puji sapaan akrabnya melanjutkan, saat ini, tren penyebaran COVID-19 di Kaltim masih tinggi. Terlebih pada libur natal dan tahun baru nanti, sehingga ia meminta untuk dapat lebih mencermati.
“Kemarin saat libur lebaran itu naik luar biasa, jangan sampai itu jadi tren lagi. Padahal kita sudah persiapan tatap muka, sudah mulai juga dari sekarang. Artinya semua guru dan komponen yang ada di sekolah, harus mengacu pada protokol kesehatan,” kata wanita yang juga merupakan istri dari Walikota Samarinda itu.
Pembekalan sejak dini kata dia, sangat penting dilakukan untuk memberikan edukasi dan pemahaman, baik itu kepada siswa, guru, orangtua siswa itu sendiri. Selain itu, pentingnya untuk dilakukan sosialisasi sejak diri.
“Langkah-langkah edukasi, pemahaman dan sosialisasi penting dilakukan terkait dengan protokol kesehatan. Diharapkan mereka dapat memahami itu,” ucap Puji.
Disinggung tentang pemberian sanksi kepada sekolah yang tidak melakukan sosialisasi, Puji tegas mengatakan dirinya tak setuju.
Menurutnya, yang terpenting adalah edukasi sejak awal sehingga menjaga keamanan, kenyamanan siswa dan tetap menjaga kesehatan seluruh anak didik.
“Tidak ada sanksi, kami tidak ingin adanya sanksi, karena ini berhubungan dengan kesehatan anak-anak didik,” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Ningsih
Editor : Amin