HEADLINEKALTIM.CO, SENDAWAR – Kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Kepala Kampung dan Bendahara Desa Deraya, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, akhirnya terungkap. Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satreskrim Polres Kubar menetapkan S dan anak kandungnya, R, sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Kampung (DD-ADK) tahun 2019-2020. Akibat perbuatan mereka, negara mengalami kerugian lebih dari Rp 950 juta.
Kapolres Kutai Barat, AKBP Boney Wahyu Wicaksono, melalui Kasat Reskrim Iptu Rangga Asprilla dan Kanit Tipikor Aipda M. Daud, mengungkapkan bahwa kedua tersangka kini telah ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
“Tersangka R sudah kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri Kutai Barat sejak 10 Februari 2025 bersama barang bukti dan dinyatakan P-21. Sedangkan tersangka S kami tahan di hari yang sama setelah sebelumnya beberapa kali mangkir dari panggilan penyidik,” jelas Daud di Sendawar, Sabtu (15/2/2025).
S dan R diduga kuat melakukan penyelewengan anggaran dengan modus penggelapan serta penggunaan dana desa di luar peruntukannya. Berdasarkan hasil penyelidikan, dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan warga desa justru disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Sejak kasus ini terkuak, pihak kepolisian terus mendalami aliran dana yang telah dikorupsi. “Kami masih terus mengembangkan kasus ini untuk memastikan apakah ada pihak lain yang turut terlibat. Tidak menutup kemungkinan ada tersangka tambahan jika ditemukan bukti yang mengarah ke keterlibatan pihak lain,” tambah Daud.
Dengan status sebagai pejabat desa yang seharusnya bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan desa, tindakan S dan R masuk dalam kategori pelanggaran berat. Mereka dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan terancam hukuman pidana berat.
Artikel Asli baca di RRI.CO.ID
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim
