HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Kabar mengejutkan datang dari lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Pasalnya, belasan staf dan pejabatnya dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Menindaklanjuti kasus ini, pada Rabu 2 Februari 2022 malam ini, seluruh area kantor Gubernur Kaltim dilakukan penyemprotan disinfektan oleh tim Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim.
Dikonfirmasi mengenai informasi adanya staf dan pejabat di lingkup kantor Gubernur Kaltim terpapar COVID-19, Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan (Adpim) Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin membenarkan hal tersebut.
“Iya benar,” ucapnya, dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Rabu malam.
Dikatakannya, hasil pemeriksaan terhadap staf dan pejabat tersebut baru diketahui pada Rabu siang tadi. “Siang tadi, begitu tes PCR hasilnya positif. Itu ada 13 orang, banyak, ada staf dan pejabat,” katanya.
Menurut Juru Bicara Gubernur Kaltim ini, dari mereka yang dinyatakan positif COVID-19 tersebut, rata-rata mengeluhkan gejala pilek, batuk, demam dan nyeri tenggorokan.
“Mereka gejalanya batuk, demam tinggi, sakit tenggorokan,” ujarnya.
Untuk sementara waktu, kata dia, seluruh area kantor Gubernur Kaltim dilakukan sterilisasi guna meminimalisir terjadinya penularan.
Sementara untuk jam kerja staf di lingkup kantor Gubernur, dikatakannya masih tetap dilaksanakan sesuai ketentuan dan belum menerapkan Work From Home (WFH). “Ini disterilkan dan untuk jam kerja, sementara masih tetap. Kita lihat perkembangan besok,” ujarnya.
Ditanya mengenai kemungkinan asal mula terpaparnya belasan staf dan pejabat tersebut, HM Syafranuddin menduga karena adanya perjalanan di hari libur. “Mungkin ada hari libur, kita tidak tahu juga, nanti dilihat dari testingnya. Untuk mereka ini (yang terkonfirmasi positif COVID-19, red) masih tetap melaksanakan aktivitas kantor beberapa hari kemarin, sebelum ada hasil tes,” katanya.
Dikatakannya, untuk seluruh staf dan pejabat yang dinyatakan positif COVID-19, saat ini telah menjalani perawatan isolasi mandiri. “Sekarang mereka menjalani perawatan medis atau menjalani isolasi mandiri,” tutupnya.
Penulis: Ningsih
Editor: MH Amal