HEADLINEKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Upaya pencarian terhadap Ahmad (55), seorang anak buah kapal (ABK) TB Berkat Bahari 1 yang diduga tercebur di perairan Muara Bengalon, Kutai Timur, masih terus dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan pada Senin (30/12). Operasi ini telah memasuki hari keempat sejak Ahmad dilaporkan hilang pada Kamis (26/12).
“Kami terus melakukan pencarian terhadap Ahmad dengan berbagai metode pencarian meski terkendala cuaca ekstrem,” ungkap Endrow Sasmita, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan.
Berdasarkan keterangan saksi, Budi Santoso, Ahmad terakhir kali terlihat berjalan di atas tongkang Duta Bahari 2 yang berdekatan dengan TB Berkat Bahari 1 pada Kamis (26/12). Namun, keesokan harinya, saat kapal bersiap bersandar, Ahmad tak ditemukan di kapal.
“Saat menyadari korban hilang, saksi bersama rekan-rekannya mencoba mencarinya di sekitar kapal, tetapi hasilnya nihil. Diduga korban tercebur ke perairan Muara Bengalon,” jelas Endrow. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada pihak berwenang setempat.
Ahmad diketahui berasal dari Kampung Bojong Jambu, RT 03, RW 06, Kelurahan Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Hingga kini, keluarga korban terus memantau perkembangan pencarian dengan penuh harap.
Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi ini terdiri dari unsur Rescue Pos SAR Sangatta, Polairud Polda Kaltim, Polairud Muara Bengalon, Pos AL Muara Bengalon, kru TB Berkat Bahari 1, serta warga setempat. Mereka memulai operasi SAR sejak laporan diterima pada Jumat (27/12) sore.
Lokasi kejadian berada di koordinat 0°36’20.10″N 117°43’2.76″E dengan jarak sekitar 125,22 kilometer dari Pos SAR Sangatta. Luas area pencarian mencapai 44 mil laut persegi, yang dibagi menjadi tiga regu menggunakan metode “parallel sweep”.
Sejumlah peralatan dikerahkan, termasuk perahu karet Basarnas, speed boat Polairud, dan speed boat Pos AL Muara Bengalon. Meski demikian, operasi sempat terkendala oleh cuaca buruk seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang laut yang tinggi.
“Cuaca ekstrem menjadi tantangan besar. Namun, kami tetap berupaya maksimal untuk menemukan korban,” ujar Endrow.
Artikel Asli baca di antaranews.com
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim