HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Gubernur Kaltim mengeluarkan instruksi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan melarang masyarakat melakukan aktivitas di luar rumah pada Sabtu dan Minggu. Kebijakan ini tak luput dari pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Bagi sebagian kalangan masyarakat, keputusan tersebut dianggap terlalu cepat dan mendadak. Belum ada sosialisasi pada masyarakat soal ‘Kaltim Steril’ pada akhir pekan ini. Banyak pertanyaan dan protes dari warga. Nada minor banyak disampaikan oleh pelaku usaha dan UMKM, termasuk pengemudi ojek online.
Owner Nasi Goreng 74 Aliyono Carolis adalah satu satu pengusaha UMKM di bidang kuliner yang merasakan dampak dari pemberlakuan PPKM dan larangan aktivitas di luar pada akhir pekan.
Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh Gubernur Kaltim tersebut memberatkan banyak dari pelaku usaha kuliner dan pelaku usaha lainnya karena dipastikan akan berpengaruh pada penjualan.
“Sebagai pelaku usaha, sangat keberatan. Dan ini tidak cuma saya saja, pasti semua UMKM merasakan dampak yang sangat signifikan, terkait pembatasan mobilitas masyarakat yang nantinya justru akan sangat berpengaruh pada penjualan,” keluhnya.
Aliyono juga meminta agar pemerintah melakukan evaluasi atas kebijakan-kebijakan yang diambilnya, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan pelaku UMKM.
“Pemerintah juga harus bisa terus evaluasi langkah dan kebijakan yang pas, agar UMKM bisa terus bergerak dan tidak malah mematikan. Kami di restoran juga menerapkan protokol kesehatan, ” ujarnya.
Terpisah, Slamet yang kesehariannya berprofesi sebagai ojol ini mengaku kecewa dengan kebijakan yang diambil oleh Gubernur. Sebagai seorang ojol, kesehariannya berada di luar rumah untuk mencari nafkah.
“Kecewa ya, karena kami harus bekerja di jalanan mencari nafkah. Kalau mereka kan enak saja, walaupun tidak kerja tapi gaji jalan. Kalau kami, tidak ngojek, tidak ada uang, bagaimana dengan kebutuhan keluarga kami,” ujarnya kecewa.
Lain halnya dengan Siswo, pedagang bubur sumsum keliling ini mengaku pasrah dengan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat itu. Walaupun sebenarnya ia menyimpan kekecewaan.
“Tadi pagi waktu saya belanja di pasar Segiri, ada Pak Tentara kasih pengumuman sama orang pasar, katanya supaya besok tidak ada kegiatan sampai hari Minggu. Ya kecewa sebenarnya, kalau nggak jualan, ya bagaimana. Kalau orang lain nggak kerja masih terima gajinya. Ya mau nggak mau, pasrah saja,” katanya.