HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Walikota Samarinda Syaharie Jaang mengatakan akan kembali mengevaluasi keputusannya bersama dengan Dinas Pendidikan kota Samarinda untuk melakukan sekolah tatap muka pada 11 Januari 2021 mendatang.
Hal tersebut disampaikannya langsung pada awak media, usai bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim Anwar Sanusi di acara Muswil IGOR Kaltim.
Walikota Syaharie Jaang menyebut pihaknya bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim serta Kepala Dinas Pendidikan kota Samarinda akan menggelar rapat Senin besok di Rumah Jabatan Walikota terkait sekolah tatap muka.
“Saya sudah jadwalnya hari Senin besok jam 10 pagi, kami rapatkan di rumah jabatan untuk semua pihak,” ucapnya.
Terkait kebijakan sekolah tatap muka akan dimulai tanggal 11 Januari 2021 yang dikeluarkannya pada tanggal 30 Desember 2020 lalu, Syaharie Jaang beralasan bahwa proses belajar mengajar tatap muka di sekolah mengacu pada kondisi wilayah masing-masing, dan penerapannya perlahan atau tidak dilakukan secara serentak.
“Waktu itu kita buat kebijakan bahwa yang zona kuning itu 50 persen, yang zona orange 25 persen, yang zona merah tidak. Tapi kalau orang tinggal di zona merah, walaupun letak sekolah di zona kuning, itu tetap melakukan daring. Tapi nanti kita akan lihat lagi bagaimana petunjuk pusat dan Gubernur. Senin besok kita putuskan,” bebernya.
Untuk menguatkan seluruh informasi guna mengetahui kondisi perkembangan wilayah, pada rapat Senin besok, Walikota Syaharie Jaang juga akan mengundang BPBD Kota Samarinda, Dinas Kesehatan Kota Samarinda, DPRD kota Samarinda.
“Nanti ada dari BPBD, Dinkes, Ketua Komisi IV DPRD, nanti kita akan musyawarah,” terangnya.
Syaharie Jaang pun enggan menyimpulkan kebijakan apa yang akan diambilnya pada rapat untuk menentukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Nanti kita lihat, saya juga mau tahu bagaimana tanggapan dari BPBD dan Dinas Kesehatan, apakah memang semuanya. Karena kita kan ada daerah lingkaran luar, seperti kami punya SD di Berambai, ada SMP di daerah pinggir Pinang Seribu, kita punya SD dan SMP di Bantuas. Cuma kita nggak tahu, apakah ada muridnya yang dari kota atau nggak. Kita juga punya SD di Loa Kumbar, daerahnya terpisah dengan Samarinda. Untuk menuju ke sana orang bisa darat, itu masuk Loa Buah, nanti kita akan lihat. Atau tutup sama sekali,” jelasnya.
“Kalau menurut saya, daerah-daerah pinggiran yang hanya memberikan pendidikan di satu lokasi, di Batu Cermin. Itu yang jadi pemikiran kita. Nanti kita lihat dengan adviser yang baik untuk anak-anak,” pungkasnya.
Terkait dengan perkembangan COVID-19 di Samarinda, Syaharie Jaang yang juga merupakan Ketua Tim Penanganan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Samarinda, mengaku Samarinda di beberapa wilayah sempat mengalami penurunan kasus, terlihat dari zona yang awalnya banyak merah, turun menjadi zona kuning. Namun setelah memasuki libur natal dan tahun baru, pergerakan kembali terjadi. Wilayah yang sebelumnya sudah zona kuning, kembali memerah.
“Kemarin siang sebenarnya sudah orange ya Samarinda, setelah itu tau-tau kemarin tambah 87. Masih tinggi, masih harus diwaspadai. Ini jadi pertimbangan kita nanti,” pungkasnya.
Penulis : Ningsih
Editor: Amin
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim