HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Menanggapi jumlah penduduk miskin ekstrem di Kukar, Rektor Unikarta Prof. Dr. Ince Raden menyebut, kunci utama ada di pendataan kemiskinan. Namun, agak sulit mendata warga miskin.
“Kunci utama penanganan kemiskinan ada didata, dari data tersebut, langkah apa yang harus diambil dalam membuat program. Tapi, mendata kemiskinan terkadang ada beragam masalah,” sebut Ince Raden, Selasa 23 Januari 2023.
Masalah yang terkadang ditemukan, sebut dia, pada saat mendata kemiskinan untuk persiapan penyaluran bantuan ditemukan banyak warga yang mengaku miskin.
“Apalagi ada program bedah rumah yang rumahnya ingin dibagusi oleh pemerintah. Ini terkadang ditemukan banyak yang mengaku miskin,” sebutnya.
Selain itu, ujar Ince, memang kemiskinan itu bersifat dinamis. Dirinya mencontohkan, kalau bulan ini orang masih bekerja, ternyata bulan depan terkena PHK dari pekerjaannya, maka secara otomatis bisa tercatat sebagai penduduk miskin. Sebab, tidak punya penghasilan tetap lagi.
“Kalau datanya valid, akan lebih enak membuat program penanganan kemiskinan,” ucapnya.
Penyebab kemiskinan di Kukar yang menjadi acuan biasanya adalah tidak terpenuhi layanan dasar masyarakat. Seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan penunjang ekonomi keluarga, air dan listrik.
“Jika datanya lengkap, penanganan juga lebih mudah karena perusahaan juga punya penanganan kemiskinan melalui program CSR,” sebutnya.
Bupati Edi Damansyah mengungkapkan pemkab punya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) yang dipimpin Wabup Rendi Solihin.
Dirinya sudah meminta tim bisa bergerak cepat lakukan pembaruan data penduduk miskin di Kukar.
“Jika memang ditemukan ada yang miliki mobil Avanza tapi masih mengaku miskin, ini jangan dicatat sebagai penerima bantuan. Penyaluran bantuan hanya untuk yang benar-benar miskin,” pungkasnya.
Penulis: Andri