HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Wakil Presiden RI KH Ma’aruf Amin mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini membuka peluang baru untuk memperbaiki kehidupan.
Namun, dia juga mengingatkan soal dampak negative dan bahaya informasi teknologi yang dapat memberikan mudarat bagi masyarakat.
Hal itu tertuang dalam orasi ilmiah Wapres pada Dies Natalis ke-7 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim di Hotel Bumi Senyiur pada Selasa 2 November 2021.
“Ilmu pengetahuan tentang teknologi informasi membuka peluang baru untuk memperbaiki kehidupan manusia. Tapi juga membawa tantangan dan resiko,” ucapnya.
Dikatakannya, teknologi informasi banyak mengubah kebiasaan masyarakat. Era digital membuat informasi mengalir dengan cepat sehingga bisa saja membawa pada dampak kemaslahatan sekaligus kemudharatan.
Hal itu, lanjut dia, sangat bergantung pada cara seseorang menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.
“Terjadi penyebaran informasi yang bertentangan dengan paham negara dan yang mengubah informasi menjadi tidak benar. Adanya algoritma kurasi yang membuat kelompok orang hanya menyakini satu informasi sebagai satu kebenaran. Ini dapat menimbulkan perpecahan,” katanya mengingatkan.
Perguruan Tinggi, lanjut dia, diharapkan dapat memberi bekal kepada mahasiswanya untuk dapat berpikir kritis soal penggunaan teknologi informasi yang menyangkut moral dan karakter bagi terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul sebagai tujuan RPJMN tahun 2020 hingga 2024.
Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, sebut Wapres, pendidikan nasional harus dikembangkan guna perkembangan dan potensi peserta didik agar dapat bertakwa kepada Tuhan.
“Saya berharap, Universitas Nahdlatul Ulama dapat menjadi champions, memperkuat akidah, ahlak dan karakter kebangsaan serta generasi muda Kaltim secara luas,” harapnya.
Dia melanjutkan, mengembangkan karakter kebangsaan tidak bisa hanya dilakukan dengan proses yang instan. Tapi harus dilatih dan dibina secara terus menerus, sehingga tumbuh rasa cinta tanah air.
“Karakter kebangsaan penting untuk menangkal nilai-nilai yang bertentangan, yang mudah dapat kita lihat dan baca karena kemajuan teknologi informasi. Salah satu karakter prinsip bangsa adalah sikap toleransi, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan,” katanya.
Wapres yang juga ulama ini Kembali mengingatkan seluruh pihak untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan mewaspadai bahaya virus COVID-19.
“Alhamdulillah sekarang sudah melandai. Tapi kita tidak boleh berpuas diri, tetap waspada karena banyak di negara lain yang tadinya sudah melandai jadi naik kembali. Kita Alhamdulillah termasuk yang terbaik di dunia, dianggap sebagai kuning dan hampir hijau. Ini sebagai upaya kita bersungguh-sungguh menangani itu, tetap waspada,” pesannya.
Penulis: Ningsih
Editor: MH Amal