22.1 C
Samarinda
Sunday, September 15, 2024

Menuju Indonesia Nol Emisi 2050, Kementerian Perindustrian dan IESR Rancang Peta Jalan Dekarbonisasi Industri

HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Dalam upaya mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2050, Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) tengah merancang peta jalan dekarbonisasi industri, dengan fokus pada beberapa sub-sektor utama seperti tekstil, keramik, makanan dan minuman, serta alat angkut.

Upaya menekan emisi karbon di sektor industri Indonesia ini semakin gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan

Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian, Apit Pria Nugraha, menegaskan bahwa peta jalan ini akan menjadi pedoman strategis bagi pelaku industri dalam menerapkan kebijakan yang lebih ramah lingkungan.

“Peta jalan ini diharapkan dapat mendorong industri kita untuk tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar global yang kini semakin menuntut produk dengan jejak karbon rendah,” kata dia dalam lokakarya yang digelar secara daring dan luring pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Apit juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam mendukung langkah dekarbonisasi ini, termasuk pengembangan regulasi terkait perdagangan karbon dan pemanfaatan teknologi CCS/CCUS untuk penangkapan dan penyimpanan karbon di sektor industri.

“Ini adalah langkah konkret untuk memastikan industri kita dapat beradaptasi dengan perubahan global sambil tetap menjaga keberlanjutan ekonomi,” tegas Apit.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengungkapkan bahwa tren global menuju pengurangan emisi telah mendorong persaingan antar industri untuk menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, perencanaan yang matang dan dukungan kebijakan yang kuat sangat diperlukan agar Indonesia dapat bersaing di kancah industri global.

“Industri yang bersedia melakukan transisi menuju dekarbonisasi harus diberikan insentif agar proses ini dapat berjalan lebih lancar dan cepat,” kata Fabby.

Koordinator Program Dekarbonisasi Industri IESR, Faricha Hidayati, menambahkan bahwa pengembangan kawasan industri terintegrasi yang fokus pada dekarbonisasi dapat mengurangi emisi hingga 50 persen.

“Perlunya ada pengembangan ekosistem pendukung, termasuk pasar produk ramah lingkungan dan riset teknologi rendah karbon, untuk memastikan transisi ini tidak hanya efektif tetapi juga berkeadilan,” tegas Faricha.

Sebagai catatan, data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa emisi sektor industri Indonesia pada tahun 2022 telah mencapai lebih dari 400 juta ton setara karbon dioksida, sebagian besar berasal dari penggunaan energi fosil.

Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil saat ini sangat krusial untuk menurunkan emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan di masa depan.

“Lokakarya yang diselenggarakan oleh IESR ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi sektor industri Indonesia untuk segera mengambil langkah nyata dalam mewujudkan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan target NZE 2050 yang telah dicanangkan,” demikian Faricha. (Zayn)

 

Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -

TERBARU

POPULER