src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
BERAWAL dari kegelisahan terkait minimnya buku cerita anak bergambar di Kabupaten Berau, Risna Herjayanti, salah satu penggerak Komunitas Gerobooks (Gerobak Buku) Berau berinisiatif membuat Lokakarya Penulisan Buku Cerita Anak Bergambar dengan mengangkat tema khazanah Berau.
Pada bulan April 2024 lalu, Balai Bahasa dan Sastra Provinsi Kalimantan Timur melakukan sosialisasi terkait bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak literasi. Risna pun mendaftarkan komunitas Gerobooks (Gerobak Buku) Berau. Hasil pengumumannya keluar pada bulan Agustus 2024 lalu.
“Pengumuman, Alhamdulillah lolos, kemudian kita ada sosialisasinya juga ke Jakarta kemarin. Akhirnya bantuannya diberikan bulan ini sehingga kita bisa membuat kegiatan ini,” ungkap Risna.
Risna menyampaikan, kegiatan lokakarya tersebut merupakan bantuan dari pemerintah untuk komunitas penggerak literasi yang didukung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Totalnya sekitar 340 komunitas dari seluruh Indonesia. Di Kalimantan Timur sendiri ada 8 komunitas yang lolos,” tuturnya.
Menurutnya, ini menjadi upaya pemerintah untuk hadir dalam pergerakan literasi di daerah-daerah di seluruh Indonesia melalui bantuan tersebut. “Programnya juga macam-macam. Ada yang menulis, mendongeng, dan lainnya,” ucapnya.
Sebanyak 55 peserta lokakarya yang terdiri dari penulis dan ilustrator ikut berpartisipasi untuk membuat buku cerita anak bergambar pada Minggu, 6 Oktober 2024 di Aesthetic Caffee & Space Jalan Murjani 2, Tanjung Redeb. Para pesertanya mulai dari jenjang SMP, SMA, dan umum.
“Bahkan juga ada dua anak yang dari SLB Negeri Tanjung Redeb ikut bergabung menjadi ilustrator dalam lokakarya ini,” bebernya.
Para peserta menyimak dengan saksama materi yang disampaikan oleh Surya Darma, seorang penulis, dan An Nissa Damayanti, seorang ilustrator. Masing-masing pemateri pun membagikan ilmunya dalam proses kreatif tentang penulisan dan ilustrasi pada buku cerita anak bergambar yang nantinya akan dibuat oleh para peserta, serta melakukan diskusi bersama.
“Tujuan dari pembuatan buku ini intinya adalah penguatan karakter pada pembaca anak-anak. Kita bisa mulai dari jenjang TK maupun SD untuk penguatan karakter anak,” ucapnya.
Buku cerita anak bergambar yang akan dibuat ini menyasar kepada pembaca anak-anak yang berusia 5-11 tahun. Menurutnya, melalui buku cerita anak bergambar menjadi cara yang menarik untuk mengenalkan kearifan lokal Berau serta nilai-nilai budi pekerti kepada pembaca anak.
“Lewat buku cerita anak bergambar inilah menjadi salah satu media untuk menanamkan karakter pada anak. Salah satunya seperti sanitasi dan kebersihan lingkungan tentang mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya dan lain sebagainya,” ucapnya.
Ada banyak muatan untuk menjadi nilai yang diangkat dan dikaitkan dengan khazanah Berau. Dari muatan lokal seperti itulah yang ingin diprogramkan Risna dalam menanamkan karakter anak melalui buku cerita anak bergambar.
“Selain itu, kami juga mau memetakan kalau penulis buku dan ilustrator di Kabupaten Berau ternyata lumayan ada,” tuturnya.
Lokakarya ini menjadi wadah bagi para penulis dan ilustrator Berau yang ingin berpartisipasi dalam membuat buku cerita anak bergambar dengan tema khazanah Berau. Penulis dan ilustrator Berau pun mendapat ruang untuk berekspresi dan berkreasi.
“Ini juga sebagai upaya untuk menyalakan literasi di Kabupaten Berau. Saya yakin di Berau ada banyak penulis dan ilustrator yang keren yang siap berkembang dan bersaing,” ungkapnya.
Risna juga berkolaborasi dengan komunitas Ruang Perupa Berau untuk melihat potensi ilustrator yang ada di Kabupaten Berau. “Jadi kita lihat mana yang bisa diajak untuk ikut lokakarya ini. Ruang Perupa Berau yang juga membantu mengumpulkan ilustratornya,” bebernya.
Kata dia, tantangan di Berau adalah keterbatasan alat. Namun, itu menjadi tantangan dan motivasi khususnya bagi para ilustrator Berau. “Proses pembuatan buku cerita anak bergambar ini tentu memerlukan waktu yang cukup lama karena harus menulis ceritanya, membuat ilustrasi gambarnya, belum lagi revisi, editing, hingga penerbitan buku. Untuk target selesai bulan Desember dan kemungkinan peluncurannya awal tahun 2025,” demikian Risna. (Riska)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim