HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Imbas APBD Kukar yang alami penurunan drastis di tahun ini, dampatnya terjadi juga penurunan jumlah penelitian atau riset di Badan Penelitian dan Pengembang Daerah(Balitbangda) Kukar, jika dibandingkan dengan tahun 2020.
“Tahun lalu, kita punya kegiatan riset sampai 9 kegiatan, tahun ini, hanya punya rencana riset 4 kegiatan saja, ” ujar Kepala Balitbangda Kukar, Ahmad Hardi Dwi Putra, belum lama ini, kepada Headlinekaltim.co.
Hardi mengatakan, dirinya tidak berkecil hati, meski kegiatan riset dilembaganya turun drastis. Sebagai pimpinan, dirinya akan mencari solusi semi riset, namun tetap berkualitas seimbang dengan riset.
“Ya kita akan buat kajian ilmiah mandiri saja, yang bersifat sederhana tanpa menggunakan APBD, ” jelasnya.
Untuk kegiatan riset yang digarap Balitbangda, biasanya menggandeng tenaga riset dari kampus ternama di Kaltim, biasanya menggandeng Unmul Samarinda dan Unikarta Tenggarong.
“Balitbangda juga sudah punya tenaga riset tersendiri yang mumpuni, dalam menjalankan riset besar, kita berpadu saja antara tenaga riset Balitbangda dengan Universitas, ” paparnya.
Untuk materi riset, biasa menyangkut persoalan perekonomian daerah, pendidikan dan kebudayaan, pertanian serta materi kearifan lokal yang harus dipertahankan, seperti riset tentang padi lokal yang dipertahankan, ada juga terkait riset pendidikan vokasi di Desa Mulawarman Tenggarong Seberang.
Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah berkeinginan kebijakan daerah Kukar, yang dikeluarkan harus berdasarkan riset. Untuk menguatkan riset daerah, Pemkab Kukar mengandalkan keberadaan Balitbangda dan Dewan Riset Daerah(DRD) Kukar.
“Kalau kebijakan daerah berdasarkan riset, kebijakan tersebut akan lebih baik lagi, ” ucap Edi.
Penulis: Andri
Editor: Amin