HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Lahirnya alat pendeteksi COVID-19 yang diberi nama GeNose oleh Universitas Gadjah Mada mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Bahkan, alat pendeteksi cepat virus corona ini langsung laris manis di pasaran, tak terkecuali Samarinda yang menjadi satu-satunya daerah di Kaltim yang memesan alat tersebut.
GeNose dipercayai mampu mendeteksi virus COVID-19 dalam tubuh seseorang, selain iharganya relatif terjangkau dibanding alat tes COVID-19 lainnya.
Sistem kerja GeNose cukup mudah, hanya dengan metode embusan nafas yang dimasukkan ke dalam tabung khusus. Selanjutnya otomatis alat itu akan mendeteksi partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik dari penderita COVID-19 ketika bernafas. 15 menit kemudian akan keluar hasilnya.
Direktur RSUD IA Moeis Samarinda Syarifah Rahimah usai menggelar sosialisasi penggunaan alat GeNose yang berlangsung di Gedung Balai Kota Samarinda pada Selasa sore, 16 Maret 2021 mengatakan, GeNose sendiri memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding alat tes COVID-19 lainnya. Hanya dengan merogoh kocek sekitar Rp 100 jutaan, satu set alat GeNose bisa didapatkan.
Namun begitu, ada beberapa hal teknis yang harus diperhatikan dalam penggunaannya.
“Dari pihak UGM sendiri tidak memperbolehkan transaksi langsung, harus dengan pihak ketiga. Harganya Rp 100 jutaan sudah 1 set, ada kantong khusus, laptop dan filternya, ” bebernya.
“Kalau 100 kali pemeriksaan, filter harus diganti. Atau ketika saat memeriksa di pasien ke-6 ternyata positif, maka filter harus diganti, ” lanjut dia.
Wali Kota Samarinda Andi Harun yang mengikuti uji tes GeNose menyambut baik alat tersebut. Bahkan, ia menjanjikan akan menggratiskan biaya pemeriksaan GeNose untuk pasien di RSUD IA Moeis Samarinda dan Puskesmas.
Namun, ini tidak berlaku bagi masyarakat yang memanfaatkan GeNose untuk keperluan pribadi, seperti untuk surat keterangan perjalanan dan sebagainya.
“Untuk masyarakat gratis, baik di RSUD IA Moeis dan Puskesmas. Kecuali untuk kebutuhan pribadi, berbayar. Kalau untuk penanggulangan COVID-19, gratis,” katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda dr Ismed Kukasih mengatakan, pengadaan GeNose di Samarinda diambil dari anggaran BTT. Saat ini sudah ada 7 unit GeNose yang ready dan siap digunakan.
“Di rumah sakit, ditaruh di UGD dan Poli. Setiap layanan di RSUD IA Moeis, alurnya begitu. Jadi periksa GeNose dulu, kalau positif akan ditingkatkan ke swab antigen dan kalau perlu PCR,” ujarnya.
Menurut dia, sesuai program Wali Kota Samarinda, alat tersebut akan ditempatkan di sejumlah Puskesmas. Mengingat alat itu sangat mudah dioperasikan.
“Untuk penguatan tracing, ditaruh di Puskesmas. Alat ini sangat mudah dan operasionalnya tidak sulit. Alhamdulillah, alat ini kita dapat dan cepat kita datangkan. Di Kalimantan sendiri baru kita yang punya, ” tutup dr Ismed.
Penulis : Ningsih
Editor: MH Amal