Headlinekaltim.co – Selama pandemi Covid-19, terjadi perubahan pola hidup dan kebiasaan masyarakat. Salah satunya soal kebiasaan berselancar di dunia maya.
Sejak kebijakan pembatasan sosial diberlakukan, sejumlah laman yang mendulang banyak pengunjung lantaran Covid-19, namun tak sedikit bernasib sebaliknya.
Dilansir dari lokadata.id, kenaikan kunjungan selama pandemi berlangsung dialami salah satunya oleh laman-laman media daring. Berdasarkan riset Lifepal.co.id, ada kenaikan signifikan kunjungan pembaca laman media daring terutama di lima situs berita dengan pembaca terbanyak di Indonesia.
Kelima situs yang dijadikan sampel adalah Detik.com, Tribunnews.com, Kompas.com, Liputan6.com, dan Suara.com. Berdasarkan analisa terhadap kunjungan lima situs di atas, terekam adanya kenaikan total traffic yang signifikan mulai Maret dan April lalu.
Puncak kenaikan pengakses lima laman berita ini terjadi Maret lalu. Lalu lintas pengunjung mencapai 748 juta kunjungan, “meningkat 22 persen dari total traffic di bulan Februari,” tulis Lifepal dalam keterangannya, Kamis (14/5/2020) malam.
Tren positif juga dialami situ-situs penyedia informasi dan layanan kesehatan. Dalam riset ke enam situs yang dijadikan sampel, tercatat ada kenaikan kunjungan yang terjadi pada periode sama.
Enam situs yang dijadikan sampel yakni Alodokter.com, DokterSehat.com, KlikDokter.com, Halodoc.com, HelloSehat.com, dan SehatQ,com. Lifepal mencatat, kunjungan ke enam situs ini mencapai puncak kenaikan pada Maret 2020, bertepatan dengan kemunculan pertama kasus Covid-19 di Indonesia.
Total traffic ke lima situs tersebut tercatat mencapai 141 juta kunjungan, melonjak 19 persen dari bulan sebelumnya. “Hal ini menunjukkan, minat dan kebutuhan masyarakat akan layanan-layanan tersebut memang meningkat di masa pandemi,” tulisnya.
Meski sempat meningkat signifikan, kunjungan ke situs-situs penyedia layanan kesehatan sempat kembali turun per April. Pengakses laman-laman tersebut turun 14 juta traffic per April, jika dibandingkan posisi Maret.
Menurut Lifepal, fenomena ini mungkin terjadi akibat mulai berkurangnya animo masyarakat mencari informasi terkait Covid-19. Hipotesis ini disampaikan juga berdasarkan pantauan atas tren pencarian kata “corona” di mesin pencarian Google, yang terekam turun intensitasnya per April lalu.
Ditinggalkan peminat
Kondisi yang dialami laman berita daring dan penyedia jasa kesehatan berbanding terbalik dengan nasib pemilik website lain, seperti penjualan tiket transportasi pun lowongan kerja.
Berdasarkan riset yang sama, diketahui tingkat kunjungan ke laman-laman penyedia tiket hotel pun transportasi turun drastis sejak awal tahun. Penurunan per bulan lalu bahkan sudah mencapai 70 persen dibanding puncak kunjungan yang terjadi di Desember 2019.
Lifepal mengambil sampel tiga situs untuk mengukur tingkat kunjungan ke penyedia jasa dan tiket yakni Traveloka.com, Tiket.com, dan PegiPegi.com. “Trend ini dikhawatirkan masih akan terus menurun dengan pembatasan mudik oleh pemerintah,” katanya.
Kondisi yang sama juga dialami situs-situs penyedia jasa lowongan pekerjaan. Berdasarkan data kunjungan lima situs penyedia lowongan, penurunan traffic sudah terjadi sejak Februari hingga April.
Lifepal menduga penurunan kunjungan ke laman lowongan kerja terjadi karena masyarakat ragu mencari pekerjaan di tengah pandemi.
“Tingginya angka pekerja yang terdampak Covid-19 tidak lantas membuat kunjungan ke situs pencarian kerja meningkat, melihat lebih besarnya jumlah karyawan yang dirumahkan ketimbang yang mengalami PHK,” ujarnya.
Data Kementerian Ketenagakerjaan
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga 12 Mei jumlah tenaga kerja yang dirumahkan dan terkena PHK mencapai 1.722.958 orang. Dari jumlah ini, sekitar 1.032.960 orang tercatat sebagai pekerja formal yang dirumahkan. Kemudian, ada 375.165 pekerja formal yang menjadi korban PHK.
Kemenaker juga mencatat ada 316.000 pekerja informal yang terdampak akibat lesunya perekonomian karena Covid-19. Kemudian, ada 85.000 perusahaan yang tercatat melakukan PHK dan merumahkan pekerjanya.
Turunnya tren pengakses laman penyedia lowongan kerja sebenarnya sejalan dengan pernyataan Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar Dagang Industri (Kadin) Anton J Supit.
Pekan lalu, Anton menyebut pengusaha lebih memprioritaskan eks karyawannya untuk kembali bekerja alih-alih membuka lowongan, jika kondisi perekonomian sudah pulih.
“Prioritas utama ya karyawan yang kena. Itu saya kira common sense, daripada merekrut orang baru yang tidak saling kenal. Kita kan sudah kenal karakter kerja mereka (eks pekerja),” ujar Anton. selama pandemi covid-19 terjadi perubahan pola hidup dan kebiasaan berselancar di dunia maya
Kunjungan ke website penyedia tiket dan reservasi hotel juga turun akibat lesunya industri pariwisata nasional pasca pandemi Covid-19 terjadi. Selain karena banyaknya rute penerbangan yang ditutup, tidak beroperasinya sejumlah penginapan juga menjadi sebab penurunan traffic terjadi.
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), hingga akhir bulan lalu ada 1.226 hotel yang sudah tutup karena terdampak pandemi Covid-19. Ketua Umum PHRI Hariyadi B S Sukamdani menyebut, potensi hilangnya pendapatan devisa sektor pariwisata periode Januari-April 2020 mencapai AS$4 miliar.
Terkini, kabar tutupnya hotel datang dari PT Airy Nest Indonesia yang terkenal dengan jasa penginapan murahnya, Airy Rooms. Mereka akan menghentikan operasionalnya di Indoensia per 31 Mei 2020.
“Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19 serta tantangan ekonomi yang sangat berat,” ujar CEO Airy Rooms Louis Alfonso Kodoatie dalam rilisnya, Jumat (15/5/2020).(*)