30.2 C
Samarinda
Tuesday, November 12, 2024

RSUD AW Sjahranie Over Kapasitas Pasien COVID-19, Ini Kata Direkturnya

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Meningkatnya kasus positif COVID-19 di Kaltim, khususnya Samarinda berimbas pada penuhnya ruang perawatan khusus untuk pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit, termasuk di RSUD AW Sjahranie.

Hal tersebut tak dibantah oleh Direktur RSUD AW Sjahranie dr David Hariadi Masjhoer. “Ya memang, karena juga terjadi peningkatan kasus baru,” ucapnya pada awak media.

Diakuinya, dengan jumlah tenaga kesehatan (Nakes) khusus yang menangani pasien COVID-19 yang ada saat ini di RSUD AW Sjahranie, masih relatif kurang, terlebih semakin hari jumlah pasien COVID-19 yang masuk ke ruangan perawatan terus bertambah, tak berbanding dengan jumlah Nakes yang ada.

Menurut dr David Hariadi Masjhoer, melihat situasi dan kondisi yang ada, sejak jauh hari pihaknya telah mempersiapkan tambahan ruangan isolasi dan ruang ICU khusus pasien COVID-19. Namun lagi-lagi terkendala soal tenaga kesehatannya.

“Tapi sebenarnya sampai sekarang ruangan isolasi sudah ada, tempat tidur tidak ada masalah, hanya saja belum tersetting untuk ruang isolasi. Termasuk dengan penambahan ICU, nanti akan kita tambah juga, kita hitung tenaganya. Kalau kemampuan saat ini 15 tempat perawatan, masalahnya SDM yang bermasalah, karena kita juga harus melaksanakan instruksi bahwa petugas kesehatan harus dijaga, ” akunya.

Saat ini RSUD AW Sjahranie memiliki total pegawai 2.300 orang, khusus tenaga perawat dan bidan sebanyak 1.050 orang. Sedangkan dokter sebanyak 250 orang. Sementara, Nakes yang khusus menangani dan merawat pasien COVID-19 kurang dari 400 orang.

“Nah dari 1.050 orang ini termasuk perawat dan bidan, jadi 900 orang perawat dan bidan 150 orang. Yang menangani COVID-19 saat ini kita kerahkan 300 orang lebih, hampir 400 orang lah. Sementara pasien yang lain kan harus tetap ditangani, karena itu kami membaginya seperti itu. Jadi pasien non COVID-19 tertangani dan pasien COVID-19 juga bisa ditangani,” katanya.

Khusus bagi Nakes yang menangani pasien COVID-19, RSUD AW Sjahranie membuat aturan lebih spesial lagi, guna menjaga agar mereka tidak mudah terpapar virus COVID-19.

“Jam kerja tidak sama dengan yang normal. Mereka harus lebih banyak di ruangan, mengontrol pasien total care, karena pasien ini kan berbeda dengan pasien biasa. Pasien biasa boleh keluarga menunggu untuk membantu keperluan kecil, tapi kalau pasien COVID-19, tidak ada keluarga yang membantu. Sementara rumah sakit kan menerima kasus yang sedang dan berat, ” terangnya.

“Kalau kasus berat ini kan harus diawasi terus menerus. Makanya perawat yang ada di dalam, standby. Kalau bisanya shift kerja 8 jam, tapi kami rubah. Perawat yang standby di dalam 4 jam saja, jadi 1 shift dibagi 2, masing-masing 4 jam, sehingga mereka tidak kelelahan,” ujar dr David lagi.

“Selain itu, normalnya jam kerja 5 hari kerja 1 hari libur, sekarang dirubah 3 hari kerja, 2 hari libur supaya mereka tidak terlalu lelah. Karena kalau mereka lelah mudah terinfeksi COVID-19, “beber dr David Hariadi Masjhoer.

Penulis : Ningsih

Editor: Amin

- Advertisement -

LIHAT JUGA

- Advertisement -spot_img

TERBARU

POPULER