HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Ekowisata Kampung Rotan Long Beliu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur resmi diluncurkan pada Kamis, 16 Januari 2025. Hal ini guna mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Produk anyaman rotan dapat dijadikan oleh-oleh atau buah tangan sehingga meningkatkan perekonomian di kampung.

Masyarakat dapat mengolah dan memasarkan produk-produk kerajinan atau anyaman dari komoditas rotan. Selain memberikan pendapatan, rotan juga memperkuat identitas budaya dan tradisi lokal suku Dayak.
Kampung Long Beliu memiliki potensi rotan yang cukup besar di sekitar hutan kampung dengan luas hutan desa kurang lebih 4.633 m2 yang ditetapkan lewat SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 6259/2024.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Hendratno menyampaikan, Ekowisata Kampung Rotan Long Beliu, Kecamatan Kelay merupakan sebuah terobosan yang luas biasa. Mengayam rotan sudah melekat di budaya Kalimantan Timur.
“Harapannya ke depan, rotan dapat menjadi produk unggulan daerah, karena urgensinya sudah jelas dan bahan baku rotan juga melimpah,” jelasnya.
Menurutnya, dengan mengedepankan kerajinan dari rotan dan keahlian menganyam dapat memperkuat ekonomi masyarakat di Kampung Long Beliu. Ia mengakui produk ini sangat menarik sehingga perlu diekspos dan dipasarkan secara luar.
“Saat ini Kampung Long Beliu berstatus kampung maju. Dengan potensi ini, harapannya ke depan menjadi kampung mandiri,” bebernya.
Dirinya mendorong agar Ekowisata Kampung Rotan Long Beliu dapat terus berkelanjutan. Selain itu, kampung ini juga memberikan paket-paket wisata yang dapat dinikmati wisatawan. Seperti susur sungai menggunakan ketinting, mengetahui sejarah dan budaya lokal, melihat perajin mengayam rotan, hingga menikmati makanan khas di Kampung Long Beliu.
“Saya berharap ada dukungan dari Pemerintah Provinsi Kaltim, serta Pemkab Berau seperti Diskoperindag dan Pariwisata untuk kemajuan pembangunan kampung,” ucapnya.
Direktur Utama Pilar Indonesia, Indra Wardhani mengatakan, pihaknya berangkat dari pariwisata berkelanjutan. Ada tiga pilar utama yakni, pariwisata itu milik masyarakat lokal, pariwisata bisa membantu menegakkan perekonomian lokal yang ada di Kampung, dan prinsip konservasi.
“Jadi di situ ada nilai kualitas dan penghargaan yang kita berikan, baik kepada manusia maupun kepada alam,” tuturnya.
Menurutnya, Kalimantan Timur ini sangat kaya dan Kampung Long Beliu ini sangat indah. Dengan mengembangkan hutan rotan ini, Ia berharap adanya dukungan dari berbagi pihak maupun elemen. Sehingga, membawa Kampung Long Beliu ini pada peta perdagangan internasional melalui produk rotan. Ini akan menjadi atensi publik yang luar biasa.
“Ada salah satu tim dari perajin yang sudah ada calon buyer dari Malaysia. Kemudian tim kami (Pilar Indonesia) juga mempunyai rekanan investor yang sudah meminta satu kontainer rotan setengah jadi,” jelasnya.
Kata dia, Ekowisata Kampung Rotan ini menjadi langkah awal dan langkah besar untuk meningkatkan perekonomian di Kampung Long Beliu ke depan.
Manajer Pemberdayaan Masyarakat Program Terestrial YKAN, Andi Wahyu Widayat menuturkan, Kalimantan merupakan penghasil rotan terbesar kedua di Indonesia. Ada 306 jenis rotan di Indonesia dan 137 jenis rotan ada di Kalimantan. Namun, rotan saat ini belum masuk dalam komoditas unggulan daerah.
“Harapan kami dengan adanya kegiatan ini, rotan dapat menjadi salah satu komoditas unggulan daerah,” tegasnya.
Rotan juga memiliki nilai-nilai leluhur, adat dan budaya yang diwariskan. Dari sisi potensi, rotan sangat luar biasa. Untuk itu, ia meminta kepada semua pihak untuk membantu aga hutan tetap terjaga. “Kekayaan yang ada di Long Beliu ini juga dioptimalkan melalui paket wisata yang diluncurkan oleh kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),” bebernya.
Kepala kampung Long Beliu, John Patrik Ajang menjelaskan, kegiatan ekowisata ini merupakan tindakan lanjut komitmen dari masyarakat dan pemerintah kampung dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, pelestarian hutan dan budaya, serta mengoptimalisasi penggunaan dana karbon.
“Produk rotan yang ditampilkan ini merupakan hasil dari pelatihan yang diaksanakan di kampung bersama tim pengayam kita. Kemudian difasilitasi oleh YKAN dan Pilar Indonesia,” ucapnya.
Pihaknya ingin memperkenalkan produk rotan ini. Sumber dana yang digunakan dalam kegiatan ini ada dana karbon yang diterima Pemerintah Kampung Long Beliu pada Tahun 2024.
“Untuk memaksimalkan dana karbon dan dana kampung dalam mendukung program pembangunan yang berbasis potensi lokal serta mendukung pelestarian hutan,” jelasnya.
John berharap kepada Pemerintah Daerah, swasta, maupun lembaga lainnya untuk mendukung dan membantu dalam percepatan peningkatan pengelolaan ekowisata rotan di Kampung Long Beliu. (Riska)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim