src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Penanganan Longsoran di Palaran, Sarkowi: Tolong Dinas Terkait Saling Sinergi

Penanganan Longsoran di Palaran, Sarkowi: Tolong Dinas Terkait Saling Sinergi

2 minutes reading
Wednesday, 17 Mar 2021 20:50 158 Muhammad Yamin

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Longsoran di jalur provinsi, tepatnya di Teluk Bajau menuju Mangkupalas-Palaran kembali terjadi sejak sepekan lalu.

Hal tersebut mendapat tanggapan dari Anggota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry. Ia mengatakan, program penanganan longsoran tersebut perlu ditangani dengan serius, lebih cepat dan ekstra.

Ia mengatakan, kendati selama ini penanganan longsoran sudah dilakukan oleh UPTD 2 PUPR dan PERA Provinsi Kaltim dengan koordinasi Dinas PU Kota Samarinda. Namun menurut Sarkowi, progresnya belum menggembirakan.

Material longsoran di lapangan terus terjadi dan perkembangannya sangat menghawatirkan. Karena dapat menganggu akses kelancaran lalulintas kendaraan bermotor yang akan melintas di jalur tersebut.

Selain itu, keluhan masyarakat sekitar dan pengguna jalan terus bermunculan. “Perlu ekstra dalam mengerjakan longsoran itu. Kalau selama ini alatnya kurang, seharusnya bisa ditambah agar lebih cepat,” kata Sarkowi V Zahry saat dihubungi headlinekaltim.co Rabu malam, 17 Maret 2021.

Untuk itu, Legislatif dari partai berlambang pohon beringin ini meminta, anggaran penanganan longsor perlu dimaksimalkan, tentu dengan pelaksanaan di lapangan yang baik sesuai dengan standar. Untuk itu aspek pengawasan sangat penting dilakukan dalam proses pengerjaan tersebut.

“Tolong dinas terkait saling sinergi. Kerjanya lebih cepat, jangan terkesan jalan di tempat seperti sekarang ini,” tutupnya.

Terpisah, Kepala UPTD Unit 2 PUPR-PERA Provinsi Kaltim Jonianasyah melalui Staf Koordinator Lapangan UPTD Wilayah II Provinsi Kaltim Deny Feriansyah mengatakan, longsoran kembali terjadi sejak sepekan lalu. Hingga kini, pihaknya masih terus berupaya melakukan pembersihan material longsoran yang sejak berbulan-bulan lalu sudah menutup satu badan jalan.

Ia mengaku, pihaknya mengalami banyak kendala melakukan pembersihan longsoran. Selain keterbatasan alat, kondisi tebing yang labil dapat membahayakan pekerja yang membersihkan longsoran di bawahnya.

“Ia melorot (longsor, red), tapi kami kerja saja pelan-pelan. Alasannya alat kami cuma excavator 1 unit dan 2 unit dump truk. Kami sudah bekerja maksimal, kami tetap kerja seperti biasa. Tapi kami mengalami keterbatasan alat juga,” katanya pada media ini. (Advetorial)

Penulis : Ningsih

Editor: Amin

LAINNYA