24.5 C
Samarinda
Saturday, December 14, 2024

Studi Ungkap Ibu Hamil Terpapar COVID-19 Berpotensi Melahirkan Bayi Prematur

HEADLINEKALTIM.CO, JAKARTA – Dampak COVID-19 terhadap ibu hamil dan janin memang sejauh ini belum mendapatkan kesimpulan jelas.

Namun, mulai ada titik terang terkait hal ini. Studi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan, ibu hamil sepertinya menghadapi tantangan unik di tengah pandemi COVID-19.

Studi tersebut menemukan bahwa ibu hamil yang mengembangkan gejala terkait COVID-19 kondisinya bisa menjadi sangat kritis dan berpotensi besar melahirkan bayi prematur atau mungkin keguguran.

Penelitian CDC yang terbit di jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) pada Rabu (16/9/2020) mengamati catatan medis hampir 600 wanita hamil berusia antara 18 sampai 45 tahun yang ada di 14 negara bagian AS.

Dikutip dari kompas.com, Selasa 22 September 2020, sebanyak 600 ibu hamil ini dikonfirmasi positif COVID-19 dan mendapat perawatan rumah sakit antara Maret hingga akhir Agustus kemarin.

Dari data yang tersedia, awalnya sebagian besar ibu hamil dirawat di rumah sakit karena alasan lain selain COVID-19, kebanyakan terkait kehamilan atau persalinan.

Hanya separuhnya yang mengembangkan gejala infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Dari ibu hamil yang mengembangkan gejala COVID-19, 16 persen membutuhkan perawatan intensif, 8 persen membutuhkan ventilasi mekanis invasif, dan ada dua ibu hamil yang meninggal dunia.

Sementara itu, sekitar 12 persen ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 melahirkan secara prematur. Angka ini lebih tinggi 10 persen dari angka kelahiran prematur pada populasi umum.

Studi itu pun mencatat, wanita hamil yang mengembangkan gejala Covid-19 berpotensi lebih besar melahirkan prematur, yakni sekitar 23 persen.

Wanita yang bergejala dan asimtomatik (tidak menunjukkan gejala) juga berisiko mengalami keguguran hingga 2,2 persen.

Dua bayi meninggal tak lama setelah lahir. Dilaporkan, kedua bayi yang meninggal itu lahir dari ibu yang mendapat perawatan ventilasi mekanis invasif karena Covid-19.

Penelitian awal menunjukkan bahwa wanita hamil dan anak-anak tidak terlalu berisiko terkena Covid-19 dibanding masyarakat umum.

Meski tampaknya virus corona tidak berbahaya bagi janin yang baru berkembang seperti virus Zika, belakangan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa wanita hamil dan janin dalam kandungan memiliki risiko komplikasi serius.

Kendati demikian, penelitian ini tidak menunjukkan secara langsung bahwa wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi dari pasien umum.

Riset menunjukkan, satu dari empat wanita hamil yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 memiliki faktor risiko tambahan untuk penyakit serius akibat Covid-19.

Dilansir Gizmodo, Senin (21/9/2020), bayi yang lahir prematur lebih berisiko terhadap komplikasi atau penyakit serius lain jika mereka tertular Covid-19.

Hingga saat ini, para ahli mengatakan penularan virus corona SARS-CoV-2 di dalam rahim dianggap tidak mungkin. Namun penularan setelah lahir mungkin terjadi.

Oleh sebab itu, CDC menyarankan agar ibu hamil melakukan tindakan pencegahan untuk menjaga diri dan janin aman dari virus corona.

“Temuan ini menyoroti pentingnya mencegah dan mengidentifikasi Covid-19 pada wanita hamil. Wanita hamil harus menghindari kontak dekat dengan orang-orang yang terkonfirmasi atau diduga Covid-19, menjaga jarak 2 meter dari orang yang tidak tinggal serumah, dan melakukan tindakan pencegahan COVID-19 secara umum, termasuk memakai masker dan mempraktikkan kebersihan tangan,” tulis CDC.

“CDC merekomendasikan pengujian bayi yang baru lahir dari ibu dengan Covid-19. Sebaiknya ibu dengan Covid-19 dan bayinya dipisahkan dari ibu bersalin lain. Selain itu, perawar juga melakukan tindakan pencegahan untuk terhindar dari SARS-CoV-2.”(kc)

Berita ini tayang di kompas.com, Selasa 22 September 2020 dengan judul “CDC: Ibu Hamil yang Terinfeksi Covid-19 Berpotensi Melahirkan Prematur”.

 

- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU

POPULER