src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js"> Belum Dialiri Air Bersih, Warga 7 Kampung Konsumsi Air Sungai

Belum Dialiri Air Bersih, Warga 7 Kampung Konsumsi Air Sungai

2 minutes reading
Friday, 24 Feb 2023 21:03 624 huldi amal

HEADLINEKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Air bersih masih menjadi persoalan di Kecamatan Segah. Pasalnya, masih ada sekitar 7 Kampung yang belum terlayani jaringan pipa  air bersih.

Hal tersebut disampaikan warga saat Musrenbang di Kecamatan Segah beberapa waktu lalu.

Krisis air bersih dirasakan di kampung Siduung Indah, Bukit Makmur, Pandan Sari, Harapan Jaya, Punan Malinau, Loang Ayan, dan Long Ayap.

Camat Segah, Noor Alam menyampaikan, beberapa warga kampung di wilayahnya bahkan sampai mengonsumsi air sungai. Padahal, air di sungai tidak terjamin kebersihannya.

“Kualitas air yang buruk dapat menganggu kesehatan masyarakat jika dikonsumsi secara terus-menerus. Ini menjadi kekhawatiran kami juga,” ucapnya.

Dikatakannya, masyarakat di beberapa kampung di Segah saat ini masih mengelola air sungai secara tradisional untuk dapat dikonsumsi.

Dirinya berharap agar fasilitas air bersih dapat dirasakan dan dijangkau ke kampung-kampung.

“Bantuan seperti program Penyedia Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) sudah masuk di kampung-kampung, namun belum maksimal,” ungkapnya.

Direktur Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan DPUPR Berau yang bertugas membangun infrastruktur air bersih. Kata dia, pihaknya hanya sebagai operator.

“Kami sudah catat terkait keluhan camat dan kepala kampung yang ada di Segah. Ke depannya kami akan melakukan koordinasi terlebih dahulu ke OPD terkait,” jelasnya.

“Untuk merealisasikannya juga perlu pendanaan. Keputusannya ada di Pemkab Berau dan DPRD Berau, kami secara teknis. Apapun yang dibutuhkan secara teknis akan kami siapkan,” ujarnya.

Dia mengakui sudah membuat Rencana Induk Sistem Penyedia Air Minum (RISPAM) bersama DPUPR Berau sejak tahun kemarin di beberapa kampung.

“Sebenarnya kendalanya lebih ke pendanaan. Masalah pendanaan ini kan kewenangannya di kepala daerah dan DPRD,” bebernya.

Menurutnya, diperlukan puluhan miliar untuk merealisasikan hal tersebut. Untuk paket hematnya saja jika dihitung secara kasar, 1 liter/detik memerlukan anggaran minimal Rp 150 juta. “Belum lagi jaringan pipanya, jadi membutuhkan anggaran yang besar,” tuturnya.

Pihaknya juga mendukung para kepala kampung dalam menyuarakan hal tersebut. Pasalnya, air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting.

“Sehingga perlu kolaborasi dalam menjalankan perencanaan yang sudah dibuat agar dapat direalisasikan,” pungkasnya.(#)

Penulis: Riska

LAINNYA