src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud mengaku siap memperjuangkan aspirasi Aliansi Mahakam yang berlangsung pada Senin 1 September 2025. Namun, pihaknya tidak bisa menerima keinginan agar seluruh massa aksi memasuki gedung DPRD Kaltim.
Mahasiswa, kata dia, ingin pernyataan sikap berisi 11 tuntutan ditandatangani langsung oleh Ketua DPRD, Gubernur, Pangdam, hingga Kapolda Kaltim meskipun tak semua bisa hadir dan bertandatangan di atas mobil komando.
“Rata-rata dari 11 tuntutan aksi massa yang disuarakan teman-teman mahasiswa sebagian besar kebijakan ada di pusat, bukan daerah. Kita di daerah hanya bisa menyampaikan dan memperjuangkan bersama,” jelasnya.
“Pada intinya 11 tuntutan itu akan kita proses bersama-sama. Saya bilang, apapun hasilnya akan kita bahas. Teknisnya kita kaji bersama dan kita tandatangani,” tambahnya.
Dia mengaku awalnya setuju menerima perwakilan mahasiswa karena tidak bisa seluruh massa masuk ke dalam gedung . “Permintaan mereka juga harus menghadirkan Gubernur, Pangdam,Kapolda. Dan itu tidak mungkin, kita tidak bisa menjanjikan itu, karena kita melakukannya di DPRD Kaltim,” ungkapnya.
Karena tidak ada tercapainya kesepakatan, para legislator akhirnya kembali masuk ke dalam. Ia juga menyoroti massa aksi yang kurang kesiapan teknis dalam menyiapkan tuntutan dokumen untuk ditandatangani. “Teman-teman mahasiswa ini tidak siap sebenarnya, saat kita buat kesepakatannya untuk ditandatangani, mereka baru mencari pulpen, mencari kertas, mencari-cari materai,” imbuhnya.
Namun, dia bersyukur aksi Aliansi Mahakam tidak berujung pada anarkisme seperti di daerah lain. Diketahui, aksi massa pada Senin 1 September 2025 berakhir tanpa kesepakatan karena berbeda mekanisme dan pandangan. (Msd)
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya