src="https://news.google.com/swg/js/v1/swg-basic.js">
HEADLINEKALTIM.CO – Dalam ajaran Islam, praktik sihir telah dikenal sejak masa para nabi. Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan doa penangkal sihir agar senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT. Amalan ini menjadi benteng spiritual sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadis.
Dilansir dari Liputan6, riwayat sihir bahkan sudah disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 102, yang mengisahkan bagaimana setan-setan mengajarkan sihir kepada manusia pada masa Nabi Sulaiman AS. Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah menjadi korban sihir dari Labid bin A’sam, seorang tukang sihir Yahudi. Hal ini diriwayatkan oleh Aisyah RA dalam hadis Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat disebutkan, Nabi SAW membaca doa-doa perlindungan, yang kemudian dikenal sebagai doa penangkal sihir. Doa ini meliputi bacaan ta’awudz, surat-surat Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), serta ayat-ayat Al-Qur’an lainnya. Berikut tujuh doa penangkal sihir dari Al-Qur’an dan hadis:
A’uudzubillaahi minasy-syaitaanir-rajiim
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”
Doa ini dikenal untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, termasuk sihir.
Latin: Qul a’ụżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad.
Artinya: “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki’.”
Dikenal sebagai doa perlindungan dari bisikan setan yang menyesatkan manusia.
Latin: Qul a’ụżu birabbin-nās. Maikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās. Minal-jinnati wan-nās
Artinya: “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia’.”
Membaca surat ini diyakini sebagai tameng dari segala bentuk kejahatan, termasuk gangguan sihir.
Latin: Qul huwallahu ahad (1) Allahus-samad (2) Lam yalid wa lam yulad (3) Wa lam yakul lahu kufuwan ahad (4)
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperagakan. Serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya’.”
Ayat Kursi menjadi amalan utama untuk memohon perlindungan dari segala gangguan, termasuk sihir.
Latin: Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir
Artinya: “Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Ayat ini menegaskan keesaan Allah dan kekuasaan-Nya yang meliputi langit dan bumi, sehingga menjadi perisai dari keburukan.
Latin: Allâhu lâ ilâha illâ huw, al-ḫayyul-qayyûm, lâ ta’khudzuhû sinatuw wa lâ na’ûm, lahû mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardl, man dzalladzî yasyfa‘u ‘indahû illâ bi’idznih, ya‘lamu mâ baina aidîhim wa mâ khalfahum, wa lâ yuḫîthûna bisyai’im min ‘ilmihî illâ bimâ syâ’, wasi‘a kursiyyuhus-samâwâti wal-ardl, wa lâ ya’ûduhû ḫifdhuhumâ, wa huwal-‘aliyyul-‘adhîm.
Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
7. Doa Perlindungan untuk Hasan dan Husain
Do’a ini diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:
Latin: Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin
Artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracun dan dari pengaruh ‘ain yang buruk).” (HR. Bukhari, no. 3371).
Keutamaan membaca surat Al-Falaq dan An-Naas (mu’awwidzatain) dijelaskan dalam berbagai hadis. Beberapa manfaatnya antara lain:
Memohon perlindungan – Rasulullah SAW memerintahkan sahabat untuk membaca kedua surat ini ketika angin besar berhembus.
Mengobati – Nabi SAW meniupkan bacaan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas sebelum tidur, lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh.
Menjaga dari keburukan – Disebutkan dalam kitab keutamaan Al-Qur’anul ‘Adzim, bacaan mu’awwidzatain menjadi benteng dari keburukan.
Diberi kecukupan – Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas tiga kali di pagi dan sore hari dapat mencukupi perlindungan dari segala sesuatu (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).