HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Puluhan warga RT 20, 21 dan 22 menggelar unjuk rasa di jalan yang biasa dilintasi tim BPBD Samarinda menuju pemakaman khusus jenazah COVID-19 di pemakaman Raudatul Jannah Tanah Merah, Senin 5 Oktober 2020 pukul 15.00 WITA.
Mereka memprotes akibat dihentikannya penyemprotan disinfektan usai pemakaman jenazah COVID-19. Hal ini terjadi sudah sepekan belakangan.
“Kami khawatir ada penularan virus Corona jika tidak ada penyemprotan,” kata Minarsih (38) yang turut berdemo sembari membawa poster berisi tuntutan.
Warga sebelumnya sudah protes kepada Lurah dan Pemkot Samarinda. Namun, mereka tak mendapat tanggapan. Terdengar kabar penyemprotan disinfektan ditiadakan karena tak ada anggaran.
“”Katanya nggak ada uang untuk semprot disinfektan. Kami ingin penyemprotan harus ada sama seperti dulu menggunakan truk dan tak ingin kendaraan pikap yang dipakai. Agar semua rumah terkena penyemprotan,” kata Minarsih.
Warga Serayu akhirnya ditemui oleh Kapolsek Sungai Pinang, AKP Rengga Puspo Saputro di lokasi demonstrasi.
Polres Samarinda, kata Rengga, siap membantu penyemprotan disinfektan ketika ada pemakaman COVID-19. “Saya juga sudah menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Bapak Kapolres Samarinda. Agar keinginan warga bisa diperhatikan oleh Pemerintah Kota Samarinda,” kata Rengga kepada warga.
Usai dialog antara warga dan Kapolsek, kerumunan warga Serayu yang berdemo membubarkan diri.
Sebelumnya, petugas Damkar dari Pos 7 yang biasa melakukan penyemprotan disinfektan di pemukiman Serayu mengaku kesulitan karena tak ada anggaran. Bahkan, para relawan sumbangan untuk membeli bahan bakar minyak solar agar penyemprotan disinfektan bisa diaktifkan kembali.
Penulis : Amin
Berita Terkini di Ujung Jari Anda! Ikuti Saluran WhatsApp Headline Kaltim untuk selalu up-to-date dengan berita terbaru dan Temukan berita populer lainnya di Google News Headline Kaltim