HEADLINEKALTIM.CO, TENGGARONG – Kodim 0906/Kukar menyalurkan bantuan dana penunjang usaha operasional bagi pedagang kaki lima dan warung (PKLW) dari Mabes TNI. Penyerahan bantuan berlangsung di aula Darmawangsa Makodim 0906/Kukar, Kamis 14 Oktober 2021.
Bupati Edi Damansyah berpesan kepada penerima bantuan untuk tidak menggunakannya di luar keperluan penguatan usaha. “Habis terima bantuan ini, jangan beli handphone (HP),” harap Edi.
Bantuan sebesar Rp 1,2 juta per orang berasal dari Pemerintah Pusat yang penyalurannya melalui jajaran TNI. Bantuan ini bertujuan mengurangi beban masyarakat yang terkena dampak COVID-19.
“Bentuk perhatian Pemerintah kepada masyarakat yang terkena Dampak COVID-19 sudah banyak, ada dari Pemda, TNI, Polri serta lembaga lainnya, ” tegas Edi.
Saat ini, kata dia, penanganan COVID-19 di Kukar cukup berhasil sehingga kurvanya semakin menurun. Terbukti, Kukar sudah masuk PPKM level 2. “Bisa mengarah ke PPKM level 1,” sebutnya.
Edi meminta juga kepada pelaku usaha PKLW untuk komitmen dan konsisten menegakkan protocol Kesehatan. Bagi yang berjualan memakai sepeda atau motor agar tak melepas masker. Warung wajib menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir.
“Jika Pandemi COVID-19 sudah normal, maka kehidupan masyarakat akan kembali normal, ini harapan kita semua, ” tegasnya.
Dandim 0906 Kukar Letkol Inf Charles Alling menyebut, bantuan tersebut diperuntukkan bagi pelaku usaha kecil berasal dari pendanaan Mabes TNI.
“Pemberian bantuan adalah stimulus pertumbuhan ekonomi bagi Kukar, semoga ini bisa berlanjut, ” ucapnya.
Dandim mengatakan, Kukar mendapatkan jatah bantuan tunai untuk 2.500 pelaku usaha yang tersebar di 15 kecamatan dalam wilayah kerja Kodim.
“Pokoknya yang belum terima bantuan, jika pada tahap verifikasi terbukti sudah terima bantuan, maka akan diganti ke yang lain, kita sudah siapkan cadangan penerimanya,” tegasnya.
Salah satu penerima bantuan tunai, Isradi dari Kelurahan Baru Tenggarong mengaku senang. Pandemi COVID-19 sangat mengguncang usaha produksi ikan Salai yang digelutinya.
“Sebelum COVID-19, bisa laku dari 3-4 kilogram per harinya. Pas COVID melanda, laku hanya 1 kilo per hari, kadang tidak ada yang beli,” tuturnya.
Penulis: Andri
Editor: MH Amal