HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Gubernur Kaltim Isran Noor tak bahagia. Itu lantaran berdasarkan data dari Pemerintah Pusat, Kaltim adalah provinsi dengan kenaikan jumlah kasus tertinggi setelah DKI Jakarta.
Data itu menunjukkan ada 8.126 kasus dengan tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) lebih dari 80 persen. Serta tingkat konversi tempat tidur (TT) isolasi hanya 35 persen.
Melihat situasi dan kondisi yang ada di daerahnya, orang nomor satu di Kaltim ini meminta agar pusat menambah distribusi vaksin COVID-19 ke Kaltim.
Kata dia, saat ini realisasi pelaksanaan vaksinasi masih rendah sehingga diperlukan percepatan pelaksanaan vaksinasi yang juga harus diimbangi dengan stok vaksin di daerah.
“Tidak banyak laporan. Hanya ingin kami minta vaksin di Kaltim, karena Kaltim ini ternyata prevalensinya nomor 2 setelah DKI. Jumlah penduduk sedikit, tapi banyak yang terkonfirmasi positif bahkan banyak yang meninggal dunia. Kepada Menteri Kesehatan, kami mohon vaksin ditambah lagi. Kami pun sebenarnya ingin melaksanakan vaksin itu, tapi stoknya tidak ada,” keluh Isran Noor saat rapat koordinasi terbatas (Rakortas) Evaluasi Pelaksanaan PPKM Mikro Diperketat dan PPKM Darurat di luar Jawa-Bali yang digelar secara virtual oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Sabtu 17 Juli 2021.
TJuru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim Andi M Ishak mengatakan, pihaknya masih melakukan inventarisasi ketersediaan fasilitas penyimpanan vaksin COVID-19 yang dimiliki kabupaten/kota jelang kedatangan vaksin Modena dan Pfizer pada Agustus mendatang.
“Kita masih inventarisasi di kabupaten/kota yang memiliki alat penyimpan vaksin yang suhunya minus sampai 70 derajat,” katanya, Sabtu 17 Juli 2021.
Untuk vaksin ini, lanjut Andi, jumlahnya sangat terbatas untuk Kaltim. Namun, inventarisasi alat penyimpan harus dilakukan guna memudahkan suplai vaksin Modena dan Pfizer ke Kaltim.
Masuknya vaksin Modena dan Pfizer ini ke Kaltim, terang dia, lantaran ketersediaan vaksin Sinovac terbatas.
“Kalau sudah ada, barulah vaksin disuplai ke Kaltim. Selanjutnya didistribusikan ke kabupaten/kota sesuai kebutuhan. Nah, kebutuhan vaksin kita ini masih besar, terutama diprioritaskan bagi kebupaten kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai daerah PPKM Darurat. Semoga kedatangan vaksin Modena dan Pfizer akan mencukupi kekurangan Sinovac, dan realisasi vaksinasi sesuai target,” tutupnya.
Penulis : Ningsih
Editor: MH Amal