26.3 C
Samarinda
Monday, December 2, 2024

Kena PHK, Pria Ini Memulung Makanan Sisa untuk Pakan Ternaknya

HEADLINEKALTIM.CO, SAMARINDA – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran terjadi di mana-mana sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Bagi mereka yang terkena PHK, beragam cara dilakukan untuk bertahan hidup dan mencari sandaran ekonomi.

Simon (41) warga Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kaltim, ini salah satunya. Setelah 5 bulan lalu ia di-PHK dari tempatnya bekerja di perusahaan kayu lapis di Palaran, bapak 4 anak ini terpaksa mengais rezeki sebagai seorang pemulung.

Namun, ia tidak mengais sampah barang bekas, elainkan mencari sisa makanan untuk pakan ternak bebek dan babi miliknya.

Aroma sampah yang sangat menyengat hidung tak membuat Simon terganggu. Tanpa canggung dan cekatan, dia membuka dan memeriksa setiap kantong plastik sampah yang dibuang warga.

Ia memungut sisa makanan kemudian dipindahkan ke dalam karung yang telah dipersiapkan.

Kepada Headlinekaltim.co Simon bercerita, aktivitasnya mengumpulkan makanan sisa dari tempat pembuangan sampah dimulai pukul 06.00 WITA setiap hari.

Ia selalu berpindah-pindah dari satu lokasi pembuangan sampah (TPS) ke lokasi lain.
“Mulai keluar pagi-pagi sekali karena waktu itu banyak orang yang buang sampah, kalau sudah siang saya berhenti. Saya hanya ambil makanan sisa saja, kalau botol-botol sama plastik nggak. Makanan sisa ini untuk kasih makan peliharaan saya, bebek sama babi,” katanya saat ditemui di lokasi TPS di depan stadion Palaran, Jumat 4 September 2020, kemarin.

Simon lebih memilih beternak bebek dan babi setelah di-PHK. Alasan dia, sudah susah untuk mencari pekerjaan baru lantaran umur yang tidak lagi muda.

“Awalnya malu tapi mau bagaimana lagi, sekarang ini perusahaan banyak tutup, kalau memang ada lowongan juga kalah sama yang masih muda, saya juga pengalaman nggak ada,” ucapnya.

Setiap hari, lanjut Simon, ia bisa mengumpulkan makanan sisa dari TPS sampai satu karung ukuran 25 kilogram. Tak jarang ia bisa dapat hampir 2 karung.

“Saya ambil sayur, sisa makanan. Kadang itu kalau misalnya ada orang yang habis acara, makanan sisa saya dapat banyak,” katanya lagi.

Setelah tidak lagi bekerja, Simon tak mampu membiayai sekolah anak-anaknya. Hasil dari penjualan ternak tidak menentu dan hanya cukup untuk membiayai hidup sehari-hari.

“Terpaksa tidak ada yang sekolah, biayanya tidak ada. Cukup bisa makan saja sudah syukur,” tandasnya.

Penulis : Ningsih

- Advertisement -

LIHAT JUGA

TERBARU

POPULER